5 Musisi Indonesia yang Menjelajah Lebih dari Satu Band Sebagai Ruang Eksplorasi

Sumber Foto: Instagram @pandufuzztoni
MALANG, MOREARTMOREIT – Di balik hingar-bingar musik Indonesia yang terus berubah, ada sejumlah musisi yang memilih untuk tidak terpaku pada satu band saja. Mereka menjelajahi berbagai proyek musik demi satu tujuan utama: kebebasan berekspresi.
Lebih dari sekadar ingin sibuk, mereka adalah para pengelana musik yang menjadikan musik sebagai medium pencarian dan penciptaan yang tanpa henti.
Nah, sobat Morpips, yuk kita bahas lima musisi yang berdiri lebih dari satu band:
1. Baskara Putra: Feast & Hindia
Sumber Foto: Instagram @wordfangs
Baskara Putra ibarat dua wajah dari satu kesadaran artistik. Di satu sisi, bersama Feast ia mengungkapkan kritik sosial lewat rock alternatif yang padat dan progresif—layaknya mural raksasa penuh warna dan kemarahan. Di sisi lain, lewat Hindia, ia mengecilkan skala dan membisikkan pertanyaan-pertanyaan eksistensial: tentang diri, masa lalu, dan ketidakpastian masa depan.
Dengan kata lain, dalam Hindia, seni menjadi cermin; dalam Feast, seni menjadi megafon.
2. Pandu Fuzztoni: Dari Kerasnya Morfem hingga Psychedelia ZZUF
Sumber Foto: Instagram @pandufuzztoni
Pandu Fuzztoni, yang pernah dikenal sebagai gitaris The Adams, kini lebih sibuk dengan Morfem dan ZZUF. Jika The Adams membungkus kerinduan masa muda dalam melodi pop, maka Morfem menyalak dengan semangat punk. Sementara itu, ZZUF menjadi ruang eksperimental tempat Pandu bermain lebih liar dalam riff dan lirik.
3. Absar Lebeh: Melompat dari The Sigit ke ALI dan Elephant Kind
Sumber Foto: Instagram @absarlebeh
Dari garangnya The SIGIT, ke atmosfer dreamy ALI, hingga warna elektronik Elephant Kind, Absar menunjukkan betapa lenturnya kreativitasnya. Alih-alih menjadikan identitas band sebagai kotak yang membatasi, ia justru menggunakannya sebagai titik tolak untuk membuka kemungkinan baru.
Tak mengherankan, setiap panggung dan proyek musiknya membawa rasa berbeda, namun tetap menyisakan jejak energi yang khas.
4. Saleh Husein: Narasi Bunyi dalam WSATCC dan The Adams
Sumber Foto: Instagram @theadamsband
Tak hanya gitaris The Adams dan White Shoes & The Couples Company, Saleh juga dikenal sebagai seniman lintas media. Pendekatannya terhadap musik seringkali puitik dan eksperimental. Lebih dari itu, ia memandang band sebagai entitas kultural, bukan semata hiburan.
Melalui setiap proyeknya, Saleh menyisipkan narasi dan simbol, menjadikan musik sebagai ruang tafsir yang dalam.
5. Tata & Adji: Dinamika Duo dalam The Jansen dan Starrducc
Sumber Foto: Instagram @thejansen_id
Selain itu, sebagai bagian dari The Jansen dan Starrducc, dua saudara ini bermain di dua dunia berbeda. The Jansen dikenal dengan punk garage yang energik, sedangkan Starrducc menghadirkan pop dreamy nan romantik.
Baca Juga: Membedah Ciri-Ciri Batik Tulis: Keaslian dalam Setiap Goresan Tangan
Meskipun berbeda, keduanya menunjukkan bahwa musikalitas bisa punya banyak wajah, namun tetap jujur. Dalam dua band yang berbeda, mereka mengejar dua bentuk kepekaan yang sama: yaitu rasa.
Musisi Lintas Band: Bukan Sekadar Tren
Gimana nih sobat Morpips, sudah tahu kan siapa saja musisi yang berdiri lebih dari satu band?
Fenomena ini bukan sekadar tren. Sebaliknya, bagi para musisi, ini adalah cara untuk tumbuh—mencari ruang baru bagi ide-ide yang tak bisa termuat dalam satu wadah. Band bukan rumah tetap, melainkan laboratorium eksplorasi.
Karena itu, di situlah seni hidup: terus berubah, terus mencari, dan terus bernyawa.