Penampilan pentas kesenian bantengan, sumber: Bestari
MOREART-MOREIT – Indonesia memiliki berbagai macam kebudayaan serta tradisinya. Maka tidak heran apabila banyak dari golongan tua bahkan sampai ke golongan muda ikut dalam usaha mempertahankan budaya lokal agar tidak terlupakan. Seperti halnya Kesenian Bantengan.
Kesenian yang ramai dan besar di tiga wilayah Jawa Timur yakni Mojokerto, Malang, dan Batu ini merupakan seni pertunjukan rakyat yang sudah ada sejak zaman dulu. Bahkan dikatakan bahwa kesenian ini sudah ada sejak zaman kerajaan Singosari di masa Ken Arok.
Pada saat ini kesenian Bantengan sering tampil dalam acara besar seperti karnaval atau festival di wilayah Jawa Timur. Adanya kesenian ini bukan hanya menjadi suatu hiburan bagi masyarakat, namun kesenian ini juga menjadi bentuk penghormatan yang dilakukan kepada para leluhur.
Kesenian ini sudah berkembang pesat di Jawa Timur dan ditetapkan sebagai warisan budaya lokal masyarakat setempat. Seni bantengan dilambangkan sebagai perlawanan terhadap keburukan dan angkara murka yang diperankan oleh binatang. Terdapat 3 binatang dalam kesenian bantengan yaitu macan, kera, dan banteng. Setiap binatang memiliki lambang dan arti yang berbeda-beda.
Bahkan hal menarik dari seni ini yaitu semua pemain bantengan akan memasuki tahap “kesurupan” dimana pemain yang memegang kepala banteng akan dirasuki oleh arwah leluhur. Dalam tahap ini gerakan pemain menjadi tidak terkendali dan agresif.
Jika kita melakukan kesalahan dan memancing amarah si banteng seperti berkata kasar atau bersiul, mungkin kita bisa dikejar dan menjadi sasaran amuknya. Di lain sisi hal seperti itulah yang selalu mengundang perhatian masyarakat dan paling ditunggu-tunggu.
Mengapa kepala banteng yang dijadikan icon dalam kesenian Bantengan ini, karena hewan banteng sering diartikan sebagai simbol kemakmuran.
Kesenian ini mempertunjukkan bentuk tiruan kepala banteng yang diperankan oleh dua orang penari, dimana satu penari memegang bagian kepala banteng sedangkan satu penari lainnya berperan sebagai badan banteng.
Sedangkan untuk kostum yang digunakan dalam kesenian ini terbuat dari kain hitam dan topeng berbentuk kepala banteng yang terbuat dari kayu. Ditambah lagi, pada bagian kepala banteng juga terdapat tanduk asli kerbau yang dipasangkan. Namun ada juga yang menggunakan replika yang terbuat dari kayu.
Kesenian Bantengan ini juga memiliki kaitan erat dengan musik tradisional yang menggunakan alat musik gamelan. Namun pada saat ini, banyak dari penampilan kesenian Bantengan ini menambah iringan musik modern dalam pertunjukan mereka.
Sehingga dalam penampilannya dapat mengikuti perkembangan zaman namun tetap mempertahankan nuansa khas musik tradisional dengan iringan gamelan yang mendominasi.
Moreartmoreit adalah Portal Berita berbasis seni dengan informasi mengenai Musik, Kesenian Lokal, Event Kesenian hingga informasi Digital Kreatif yang aktual
©2025 MOREARTMOREIT.COM