Kaos bootleg yang beredar. Sumber: Pinterest.ca

MOREART-MOREIT – Fashion selalu berkembang tanpa batasan dan aturan yang ketat, hingga membuat fashion terus bergerak secara dinamis. Berbagai pengaruh yang masuk ke dunia fashion dapat menciptakan tren baru. Baru-baru ini dapat disaksikan sendiri banyak munculnya tren kaos fake merchandise di Instagram, yang jelas merupakan produk bootleg.

Terdapat anggapan bahwa “Musisi itu sudah kaya, jadi membootleg beberapa karya mereka tidak akan membuat mereka miskin.” Keyakinan ini terbentuk ketika trend membeli dan berburu barang-barang atau merch palsu ramai dikalangan orang-orang demi untuk mendapatkan harga yang lebih miring. 

Di pasar, toko-toko pakaian yang menjual barang “bekas impor” menawarkan kaos dengan gambar sampul album band-band ternama seharga kurang dari 25 ribu. Apakah kualitasnya bagus? Cukup lumayan. Apakah palsu? Jelas sekali.

Bahkan di social media terutama di Instagram, terdapat banyak sekali akun yang bermain dan menjual kaos-kaos bootleg ini namun dengan kualitas yang patut untuk dipertimbangkan. Selain dari kualitas bahan kaos yang digunakan, desain yang ditawarkan juga menjadi faktor penting. Di sinilah letak keunikan dari tren ini.

Para penjual barang-barang bootleg ini terbilang “niat” dan berani untuk menyajikan satu paket kaos yang lengkap. Kualitas kaos yang dipilih menggunakan heavyweight cotton yang tentunya lebih tebal dan tahan lama. Dari segi desain, mereka menawarkan desain baru yang mungkin belum pernah kita lihat sebelumnya. Mereka tidak lagi hanya sekadar membuat replika, tetapi menciptakan produk yang benar-benar baru.

Mengenal apa itu bootleg

Istilah bootleg sendiri cenderung merujuk pada kaos-kaos band palsu. Kolektor sering menggunakan istilah ini untuk menyebut kaos band palsu yang dibuat sendiri atau oleh orang lain. Namun istilah bootleg sudah merujuk pada kaos-kaos band palsu saja, namun merujuk kepada barang-barang merchandise palsu suatu produk.

Kehadiran merchandise bootleg yang semakin marak dapat dikatakan disebabkan oleh harga official merchandise yang relatif tinggi. Biasanya, official merchandise dari sebuah band atau produk dihargai ratusan ribu rupiah, sementara kaos-kaos bootleg dapat dibeli hanya dengan harga puluhan ribu.

Meskipun harga kaos official merchandise relatif mahal, namun hal itu bukan tanpa alasan. Faktor-faktor seperti stok yang terbatas, orisinalitas dari desain yang dikerjakan sendiri, dan tentunya nilai eksklusivitas yang ditawarkan oleh kaos official merchandise, semuanya menambah nilai yang tak ternilai.

Mengutip dari laman pophariini.com, menurut penelitian yang dilakukan pada tahun 2018 oleh International Trademark Association, terhadap 4500 responden dari kalangan Gen Z dan Milenial di Indonesia.

 Ditemukan bahwa pandangan mereka terhadap produk bajakan cukup menarik. Temuan tersebut mengungkapkan bahwa 53% dari mereka merasa tidak mampu membeli gaya hidup yang mereka idamkan. Sebanyak 87% dari responden telah membeli produk palsu dalam setahun terakhir. Produk palsu yang paling sering dibeli adalah pakaian, sepatu, dan aksesori. 

Saat ditanya tentang alasan membeli produk palsu, 73% dari responden menyatakan bahwa produk palsu lebih mudah ditemukan daripada produk asli. Selanjutnya, 72% dari mereka memiliki rencana untuk membeli produk palsu lebih sedikit di masa depan. 

Selain itu, riset juga menemukan bahwa 90% dari mereka yang memiliki pengetahuan tentang Hak Kekayaan Intelektual (HKI) percaya bahwa HKI memiliki tingkat kepentingan yang sama atau lebih tinggi dibandingkan hak fisik.

Perbedaan Kaos Merch Asli Dan Bootleg

Mengutip dari pophariini.com, yang mewawancarai Yoppie Irawan atau Jenggot. Seseorang yang saat ini bekerja sama bersama Majelis Lidah Berduri untuk memproduksi dan menjual produk merch mereka.

Jenggot menjelaskan bahwa harga bahan baku kaos dapat bervariasi tergantung pada cara pembuatannya. Jika seseorang membuat kaos sendiri, mereka biasanya membeli kain dalam bentuk meteran untuk digunakan. 

“Kisaran bahan baku kalo harus bikin kaos sendiri (bukan pakai kaos jadi) sekitaran 25-30rb per piecenya, kaos jadi harga antara 30-40rb per pieces. Untuk sablon kalo pakai DTF bisa murah mas, 10-25rb per pcs tergantung besar desain. Sementara kalo pakai sablon plastisol per kaosnya sekitaran 15-25rb.” Kata Jenggot yang dikutip dari pophariini.com

Sebagai seorang penjual, Jenggot berusaha untuk menjaga biaya produksi hingga sekitar 50-60 ribu per kaos. Oleh karena itu, jika ada penjual di marketplace yang menjual kaos band di bawah harga 100 ribu, hampir dapat dipastikan bahwa itu adalah barang palsu dan bajakan. 

“Saya pernah nyoba beli kaos merch band luar di salah satu marketplace, penasaran karena sudah jelas fake merch dan jualnya murah. Di marketplace toko bilangnya pake sablon plastisol, ternyata begitu datang sablonnya pake separasi rubber,” kata Jenggot yang dikutip dari pophariini.com

Mengapa perbedaan dalam metode sablon atau jenis kaos memiliki dampak yang signifikan? Sablon plastisol menggunakan dasar minyak, sehingga hasilnya cenderung lebih tahan lama dan biasanya digunakan oleh kaos merch band internasional. 

Di sisi lain, sablon dengan base air memiliki hasil yang standar. Secara umum keduanya dapat digunakan untuk sablon separasi, tetapi metode plastisol memiliki fleksibilitas yang lebih besar. Misalnya, dapat digunakan untuk menciptakan efek permukaan yang kasar atau timbul. 

“Kalo sablon rubber biasanya flat. Nah konsumen kebanyakan rata-rata ga tau perbedaan antara plastisol sama rubber kecuali mereka yang bener-benar tau tentang produksi kaos. Jadi pembohongan publik jelas mudah apalagi yang model jualannya menyasar konsumen kelas bawah,” kata Jenggot yang dikutip dari pophariini.com 

Menurut Jenggot, pembajakan menghasilkan banyak masalah etis, termasuk pencurian hak dari band dan ilustrator yang menciptakan desain kaos. Hal ini juga merugikan penjual yang menjual produk asli, karena beberapa penggemar mungkin memilih untuk membeli produk bajakan karena harganya lebih murah. 

Dalam hal ini, jika situasi dibiarkan berlarut-larut, penjual merchandise asli berpotensi mengalami penurunan penjualan dan kerugian finansial yang signifikan.

Hentikan Penggunaan Kaos Bootleg

Sementara itu munculah orang-orang yang menyebut diri mereka sebagai polisi skena yang seringkali membuat beberapa orang kesal, polisi skena yang bertugas memberantas penggunaan kaos bootleg sangatlah penting. Pasalnya, penggunaan kaos bootleg dapat memberikan kerugian yang besar bagi musisi atau band yang merchandise mereka dipalsukan.

Kehadiran polisi skena yang seringkali dianggap menjengkelkan, namun sebenarnya kehadiran mereka inilah yang sangat penting guna menegur orang-orang yang sering membanggakan penggunaan kaos bootleg. Meskipun banyak yang memamerkan kaos bootleg, sebenarnya itu bukanlah suatu hal yang membanggakan, terutama jika terlibat dalam produksi kaos bootleg

Dengan memproduksi atau menggunakan kaos bootleg, kita secara langsung melakukan pemalsuan terhadap karya seorang musisi atau produk. Pasalnya, merchandise pada dasarnya adalah hasil karya dari desainer suatu produk yang kemudian diwujudkan dalam bentuk kaos atau barang dagangan lainnya. 

Selain itu, tindakan memproduksi atau menggunakan kaos bootleg juga akan merugikan para produsen merchandise yang mengandalkan penjualan merchandise sebagai sumber pendapatan. 

Baca juga: Kamu Suka Thrifting? Outfit Grunge Ala Kurt Cobain Wajib Kamu Coba!