Tradisi Seblang Olehsari, Warisan Leluhur Khas Banyuwangi

Ilustrasi Tradisi Seblang Olehsari. Sumber foto: akun tiktok @plan3tttt

MOREARTMOREIT – Warga Desa Olehsari di Banyuwangi terus melestarikan Tradisi Seblang sebagai bagian dari warisan leluhur mereka. Setiap tahun, mereka menyelenggarakan ritual sakral ini untuk menolak bala dan membersihkan desa. Dengan tarian trance, iringan gamelan khas, serta prosesi mistis yang sarat makna, masyarakat menunjukkan kuatnya hubungan mereka dengan tradisi dan spiritualitas lokal.

Banyuwangi kembali menghidupkan tradisi sakral dalam suasana Idulfitri melalui Ritual Adat Seblang Olehsari. Warisan budaya ini telah menurunkan tradisi ini dari generasi ke generasi dan memercayai sebagai prosesi penolak bala sekaligus pembersih desa. Prosesi berlangsung di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur, selama tujuh hari, mulai 4 hingga 10 April 2025, bertepatan dengan awal bulan Syawal. Selain mengandung nilai spiritual yang mendalam, tradisi ini juga menarik perhatian banyak pengunjung dari berbagai daerah.

Ilustrasi Seblang Olehsari. Sumber foto: akun tiktok @plan3tttt

Pemilihan Penari Tradisi Seblang

Yang menarik, tradisi Seblang Olehsari ini memilih penari Seblang yang tidak sembarangan, melainkan berdasarkan garis keturunan dan melalui proses mistis. Biasanya, seorang gadis memegang peran Seblang setelah terpilih secara supranatural oleh seseorang yang masyarakat menyebutnya sebagai Gambuh. Penari ini menari dalam kondisi trance atau kesurupan, yang masyarakat yakini sebagai bentuk komunikasi dengan leluhur.

Tahun ini, Dwi Putri Ramadhani kembali memikul kehormatan sebagai penari Seblang, peran yang sudah ia jalankan sejak 2023. Ia seorang gadis muda dari keluarga yang memiliki ‘darah’ Seblang. Dengan riasan wajah sederhana dan balutan busana khas penari Seblang, Dwi mengenakan mahkota bernama omprok. Mahkota ini terbuat dari daun pisang muda yang dipotong zigzag dan dihiasi dengan berbagai bunga yang tumbuh di Olehsari, seperti bunga sepatu, kamboja, zinnia, bugenvil, dan lainnya.

Baca Juga: Karya Ilustrator Garapan @adhiraputra Tampil di The Sphere, Las Vegas

Unsur Seni Dari Tadisi Adat Seblang

Unsur seni dalam Seblang sungguh terasa kuat. Gamelan Seblang, musik pengiring dalam ritual ini, memiliki karakter unik yang membedakannya dari gamelan Jawa pada umumnya. Alih-alih menghentak, alunannya terdengar lebih halus dan mendalam. Gerakan tari pun sangat khas—lambat, penuh penghayatan, dengan pola berputar serta langkah maju-mundur yang masyarakat menyebutnya sebagai ‘ngiter’.

     Ilustrasi Seblang Olehsari. Sumber foto: akun tiktok @plan3tttt

Bagian yang paling menarik dan membuat penonton menunggu adalah ”Tundik” atau ngibing, yaitu merupakan prosesi pelemparan selendang atau sampur oleh penari seblang kepada penonton. Siapapun yang terkena tundik harus ikut menari bersama seblang sebagai bentuk keterlibatan masyarakat dalam ritual adat ini. Selain itu, masyarakat juga menggelar prosesi penjualan bunga Dermo, yaitu bunga Wongso, Sundel, dan Pecari Kuning yang mereka tancapkan pada sebuah lidi. Bunga dermo ini juga merupakan simbol harapan masyarakat Olehsari agar harum bagaikan bunga. Bahkan dengan meminum rendaman bunga tersebut memercayai sebagai media enteng rejeki, jodoh serta keselamatan.

Seblang Olehsari tidak hanya memiliki nilai spiritual yang magis bagi masyarakat setempat tetapi juga menjadi daya tarik tersendiri untuk wisata budaya bagi pengunjung yang berasal dari luar Banyuwangi. Tradisi ini merupakan bagian penting dari warisan budaya leluhur yang harus tetap dilestarikan. 

Sumber artikel : https://jurnal.uns.ac.id/hsb/article/download/11790/16642

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *