Mengulik Makna Lagu “Kita Pasti Tua” oleh Fourtwnty

Sumber Foto: Spotify.com
MALANG, MOREARTMOREIT – Lagu “Kita Pasti Tua” karya Fourtwnty, band indie asal Indonesia yang terdiri dari Ari Lesmana, Nuwi, Andi Armand, Primandha Ridho, dan Ryan Maulana, dikenal lewat karya-karya musiknya yang puitis dan penuh makna. Salah satu lagu yang berhasil mencuri perhatian adalah “Kita Pasti Tua”, yang dirilis pada April 2018 dalam album Ego & Fungsi Otak.
Lagu ini menyuarakan kenyataan universal yang tak bisa dihindari semua manusia, yang pasti menua. Melalui alunan musik yang menenangkan dan lirik yang menyentuh, Fourtwnty menghadirkan perenungan mendalam tentang waktu, perubahan fisik, dan penerimaan diri.
Ketika Fisik Mulai Melemah
Lagu “Kita Pasti Tua” menggambarkan keresahan yang muncul ketika seseorang menyadari bahwa fisik tak lagi muda. Perubahan-perubahan fisik mulai dari tulang yang melemah, pandangan yang mulai rabun, hingga memori yang tak sekuat dulu.
“Ini cerita ketika tulang mulai menua.
Masih mungkin ada hasrat yang menggebu-gebu.”
Bait ini menjadi refleksi dari seseorang yang secara fisik mulai menua, namun masih menyimpan semangat yang berapi-api. Kerinduan akan masa muda begitu terasa, terutama saat mengenang waktu-waktu indah yang dulu mereka habiskan bersama sahabat.
Menyadari Perubahan Wajah dan Tubuh, Realita yang Tak Terbantahkan
Lagu ini tak hanya berbicara tentang rasa, tetapi juga visual yang berubah seiring waktu. Garis-garis kerutan, postur tubuh yang membungkuk, dan daya tarik yang tak lagi sama menjadi bagian dari kenyataan yang mereka gambarkan secara lugas namun menyentuh.
“Wajah tampanku, keriput dan badanku membungkuk.
Rasa ingin tak percaya kini ku menua.
Tak menggoda layaknya saat muda.”
Pernyataan ini mencerminkan bagaimana waktu mengubah persepsi diri. Bagi banyak orang, menua bukan hanya soal perubahan fisik, tapi juga tentang kehilangan daya tarik yang dulu menjadi kebanggaan.
Baca Juga: “Pengepungan di Bukit Duri” Distopia Sosial dalam Gaya Artistik Khas Joko Anwar
Jangan Sia-siakan Masa Muda
Salah satu kekuatan dari lagu ini adalah ajakan untuk merenung. Bahwa menua adalah sesuatu yang pasti, dan oleh karenanya masa muda sebaiknya tidak menyia-nyiakan dengan hal-hal yang tidak berguna.
“Awas nanti tua
Kita pasti tua.”
Pesan ini mengandung peringatan sekaligus motivasi. Bahwa apa pun yang kita lakukan hari ini akan menjadi kenangan di masa tua. Maka, gunakan waktu dengan bijak dan isi hidup dengan hal-hal yang bermakna.
Jiwa yang Tetap Muda Meski Fisik Menua
Tak hanya mengupas soal fisik, Fourtwnty juga menyelipkan pesan mendalam tentang jiwa yang tetap hidup meski tubuh mulai melemah. Ini tercermin dalam lirik:
“Mulai pelan dan pelupa
Rabun sudah bola mata
Ada yang tak berubah
Jiwa masih muda.”
Lirik ini menunjukkan bahwa meski usia bertambah dan fisik melemah, jiwa dan semangat tidak harus ikut menua. Ada kebijaksanaan dalam menerima perubahan, namun tetap menjaga semangat hidup seperti saat muda.
Lagu “Kita Pasti Tua” Sebagai Refleksi Kehidupan dan Ajakan untuk Berdamai
Lebih dari sekadar musik, “Kita Pasti Tua” adalah refleksi kehidupan yang penuh makna. Lagu ini mengajak pendengarnya untuk berdamai dengan proses alamiah dalam hidup yang pasti akan menua. Ini bukan sekadar tentang kehilangan, tetapi tentang menerima dan menyikapi perubahan dengan bijak.
Fourtwnty berhasil mengemas pesan filosofis dalam balutan musik yang sederhana namun dalam. Lagu ini mengingatkan kita bahwa waktu tidak bisa menghentikan apapun, dan setiap manusia pada akhirnya akan melewati fase yang sama, menjadi tua.
“Kita Pasti Tua” sebagai Karya Musik yang Menggetarkan Nurani
Dengan gaya yang khas, Fourtwnty menyampaikan pesan kehidupan lewat lagu yang menenangkan namun penuh makna. “Kita Pasti Tua” bukan hanya lagu untuk didengar, melainkan untuk dirasakan dan direnungkan.
Di tengah dunia yang sering menolak kenyataan penuaan, Fourtwnty hadir membawa narasi yang berbeda: bahwa menjadi tua adalah bagian dari perjalanan hidup, dan penerimaan adalah kunci kedamaian.