Barefood dan Romansa 90-an: Dari Bekasi, Menembus Skena Indie Nusantara

Barefood dan Romansa 90-an
Sumber Foto: Instagram @barefoodmusic

MALANG, MOREARTMOREIT – Di tengah geliat musik alternatif yang terus berkembang, Barefood muncul sebagai suara yang jujur dan penuh nostalgia. Band alternative pop asal Bekasi ini memikat telinga generasi muda dengan gaya musik yang kuat dipengaruhi nuansa 90-an era yang mana kaset, MTV, dan kartun Minggu pagi masih menjadi bagian dari keseharian. Dari Bekasi, band ini tumbuh menjadi nama penting dalam skena indie rock Indonesia.

Akar Musik yang Tumbuh dari Nostalgia

Berdiri pada 2009, Rahmat Triyadi alias Mamet (vokal, bass) dan Ditto Pradwito (vokal, gitar) memulai Barefood dari ruang jamming dan obrolan ringan. Nuansa 90-an yang kental dalam karya mereka bukan tanpa sebab. Mamet mengaku besar bersama lagu-lagu Weezer, Netral, hingga Madball, berkat pengaruh saudara-saudaranya. Sementara Ditto yang tumbuh di antara konsol Sega dan sepatu LA Gear membawa kenangan masa kecilnya ke dalam karakter musik Barefood.

Dari Demo Kasual ke EP Penuh Arti

Awalnya hanya merekam demo untuk dokumentasi pribadi, Barefood tak menyangka bahwa karya mereka akan masyarakat terima dengan hangat. Dede (Wasted Rockers) mempromosikan lagu-lagu mereka, dan perlahan terkenal di kalangan musik independen. Melihat respon positif, Barefood merilis EP perdana Sullen tahun 2013 lewat Anoa Records.

Berisi lima lagu dengan proses panjang, perilisan Sullen dalam format kaset dan menghadirkan produksi yang lebih serius. Mereka menggunakan pita sebagai medium, memastikan kualitas suara tetap utuh dari rekaman hingga hasil akhir

Milkbox dan Perluasan Dimensi Musikal

Tahun 2017, Barefood merilis album penuh berjudul Milkbox. Masih di bawah Anoa Records, album ini membawa warna musik yang lebih luas. Meski tetap sederhana dan penuh distorsi, mereka menambahkan elemen keyboard dan terompet, memberi dimensi emosional baru pada suara mereka.

Rilisan ini mendapat sambutan hangat lewat Milkbox Showcase Party di Jakarta dan Bandung dua kota penting dalam peta musik independen Indonesia. Suasana hangat ini menandakan Barefood bukan lagi band lokal, melainkan bagian dari pergerakan skena yang lebih besar.

Barefood dan Romansa 90-an Sumber Foto: superlive.id)

Pengaruh di Skena, dari Bekasi hingga Bogor

Barefood tak hanya berkarya, mereka menginspirasi. Band-band muda seperti Skandal, Texpack, dan Swellow menyebut Barefood sebagai salah satu referensi utama. Di kota seperti Bogor, yang terkenal aktif dalam komunitas gigs dan kolektif musik, Barefood menjadi contoh nyata bahwa musik jujur dan apa adanya punya tempat tersendiri di hati pendengar.

Diskografi dan Warisan Alternatif

Hingga kini, diskografi Barefood mencakup demo awal, EP Sullen, dan album Milkbox ditambah dengan rilisan ulang Sullen dalam bentuk vinyl pada 2019 bersama Guerilla Records. Rangkaian ini menjadi bukti konsistensi mereka dalam berkarya dan menjalin hubungan dengan pendengar secara emosional.

Baca Juga: Kolaborasi Roomie Boys Alert dan Rio Lazuardo Rilis Single “Repetitif”, Refleksi Jenuh di Era Serba Cepat

Barefood tidak mengejar popularitas instan. Mereka meniti jalan panjang dengan kejujuran, nostalgia, dan eksplorasi. Di tengah hiruk-pikuk industri musik, mereka tetap jadi pengingat bahwa sederhana pun bisa bergaung lama.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *