Berkenalan dengan Berbagai Sub Genre musik Reggae

Sumber Foto: Instagram @thewailersofficial

MALANG, MOREARTMOREIT – Musik reggae terkenal dengan iramanya yang santai dan lirik yang sering mengangkat pesan sosial, cinta, serta spiritualitas. Namun, seiring waktu, reggae berkembang menjadi berbagai subgenre yang menarik, menyatu dengan genre lain dari berbagai penjuru dunia.

Dari Jamaika hingga Amerika Latin, musik reggae terus bertransformasi, menghadirkan warna baru dalam dunia musik.

Dancehall: Reggae yang Lebih Cepat dan Enerjik

Dancehall muncul di akhir tahun 1970-an. Dibanding reggae klasik, dancehall punya irama yang lebih cepat dan lirik yang lebih bebas. Salah satu ciri khasnya adalah gaya vokal “toasting”, yaitu berbicara cepat dan berirama, mirip dengan rap. Yellowman adalah salah satu ikon awal dancehall. Di tahun 1980-an, Shabba Ranks dan Beenie Man ikut membawa dancehall ke level internasional.

Sub Genre musik Reggae “Dub”: Permainan Suara yang Unik

Kalau dancehall lebih fokus ke vokal, dub lebih fokus ke musiknya. Subgenre ini muncul dari hasil remix lagu reggae, dengan tambahan efek-efek suara seperti echo, delay, reverb dan potongan vokal yang diremix.

Musik dub sering terasa seperti perjalanan suara yang membawa suasana tersendiri, yang unik dan eksperimental. Pada subgenre ini King Tubby dan Lee “Scratch” Perry adalah dua nama besar yang dikenal sebagai pelopor dub.

Sub Genre musik Reggae “Ragga”: Reggae di Era Digital

Ragga, atau raggamuffin, lahir saat teknologi digital mulai digunakan dalam produksi musik. Musik ini biasanya punya beat elektronik dan vokal yang lebih keras atau cepat.

Sub genre ini sering berkaitan dengan artis seperti Buju Banton dan Shabba Ranks, yang juga aktif di skena dancehall.

Sub Genre musik Reggae “Reggae Fusion”: Campuran yang Menyegarkan

Sesuai namanya, reggae fusion adalah campuran antara reggae (atau dancehall) dengan genre lain seperti hip hop, R&B, rock, hingga jazz. Musik ini punya banyak variasi, tergantung dari unsur musik apa yang dicampurkan.

Sean Paul adalah contoh sukses dari genre ini. Rihanna dan Magic! juga termasuk musisi yang membawa unsur reggae fusion ke pasar global.

Lovers Rock: Reggae yang Romantis

Kalau biasanya reggae bicara soal sosial atau spiritual, lovers rock fokus pada cinta dan hubungan personal. Musiknya lembut dan romantis. Genre ini berkembang di Inggris, serta dipopulerkan oleh artis seperti Janet Kay, Louisa Mark, dan Carroll Thompson.

Roots Reggae: Suara Perjuangan dan Spiritualitas

Roots reggae adalah jenis reggae yang paling “klasik” dan punya nilai spiritual serta sosial yang kuat. Lagu-lagu roots reggae sering berbicara soal keadilan, perdamaian, dan keyakinan, khususnya yang berkaitan dengan gerakan Rastafari.

Tokoh-tokoh seperti Bob Marley dan Peter Tosh adalah ikon dari genre roots reggae.

Ska dan Rocksteady: Akar dari Musik Reggae

Sebelum reggae terkenal luas, ada dua genre lain yang jadi pendahulunya ska dan rocksteady. Ska punya irama cepat dan energik, cocok buat berdansa. Sedangkan rocksteady sedikit lebih lambat, tapi tetap menyenangkan.

The Skatalites dan Prince Buster terkenal sebagai pelopor ska. Sedangkan  rocksteady, nama-nama seperti Alton Ellis dan The Paragons sangat berpengaruh.

Baca Juga: Inveigh Hadir Kembali dengan Single “Bertahan”: Sebuah Anthem untuk Pekerja yang Jenuh dengan Rutinitas Kerja

Jadikan Reggae sebagai Musik yang Terus Berkembang

Dari genre yang penuh semangat hingga yang membawa pesan mendalam, musik reggae dan subgenrenya menawarkan sesuatu untuk setiap suasana. Musik ini terus berkembang, menyatu dengan budaya dan zaman, tapi tetap mempertahankan jiwanya, dengan irama yang menyentuh dan pesan yang kuat.

 

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *