Kurangnya Wadah bagi Seniman Visual di Malang Jadi Tantangan Memperkenalkan Karya di Era Digital

Sumber:moreartmoreit
MALANG, MOREARTMOREIT – Pada kunjungan moreartmoreit ke pameran seni media baru bertajuk “Void” yang diadakan oleh @Swarnaloka.journey di Latar Ijen pada 23 – 25 Mei 2025 di Malang, kami mendapatkan sebuah topik yang cocok untuk dibahas secara mendalam.
Berangkat dari keresahan para pegiat seni visual yang kalah dalam membangun personal branding dan memperkenalkan karyanya pada publik, pameran ini diadakan untuk memberitahu publik bahwa yang disebut karya seni tidak melulu sebuah karya fisik seperti (lukisan, buah tangan, dll), tetapi sebuah karya visual adalah juga termasuk karya seni yang layak mendapatkan atensi publik terlepas dari banyaknya karya visual yang tersebar luas di internet.
Di Indonesia, terutama di kota-kota seperti Malang, dunia seni visual menunjukkan perkembangan yang signifikan. Data dari Asosiasi Seniman Rupa Indonesia (ASRI) mencatat peningkatan jumlah pegiat seni visual muda hingga 25% dalam lima tahun terakhir. Namun, di balik geliat kreatif ini, muncul tantangan besar berupa kurangnya wadah bagi seniman untuk mengenalkan karya mereka ke publik secara optimal.
Sumber:moreartmoreit
Meningkatnya Jumlah Seniman Visual, Tapi Ruang Pamer Terbatas
Malang, sebagai kota dengan komunitas seni yang cukup aktif, ternyata masih menghadapi keterbatasan lahan atau ruang untuk menampilkan karya seniman, terutama bagi para pemula. Banyak galeri seni dan ruang pamer yang ada di Malang masih didominasi oleh institusi besar atau seni komersial, sementara seniman muda kesulitan mendapat akses.
Menurut survei yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang (2024), hanya 30% seniman visual yang merasa memiliki akses mudah ke ruang pamer. Sisanya mengaku kesulitan bahkan harus mencari alternatif seperti pameran di kafe atau ruang publik nonformal yang tidak ideal.
Sumber:moreartmoreit
Kenapa Pameran Seni Visual Jarang Ada di Indonesia?
Fenomena kurangnya pameran seni visual bukan hanya terjadi di Malang, tetapi juga di banyak daerah di Indonesia. Menurut riset Institut Seni Indonesia Yogyakarta (ISI Yogyakarta).
Faktor utama adalah keterbatasan pendanaan dan dukungan institusional yang minim untuk pameran seni. Selain itu, minat masyarakat umum terhadap seni rupa masih perlu ditingkatkan agar pameran seni lebih diminati dan berkelanjutan.
Dominasi Pameran Seni Fisik dan Ketertinggalan Konsep di Malang
Di era digital saat ini, banyak industri telah beradaptasi dengan teknologi, termasuk dunia seni. Namun, pameran seni di Malang dan sekitarnya masih sangat bergantung pada format pameran fisik tradisional yang kurang interaktif dan inovatif. Konsep pameran yang kaku dan terbatas ruang membuat pengalaman pengunjung kurang menarik, sehingga berpotensi menurunkan antusiasme masyarakat untuk hadir.
Menurut data Survei Pengunjung Pameran Seni Malang 2023, 70% pengunjung mengharapkan konsep pameran yang lebih modern. Seperti pameran virtual, augmented reality, atau integrasi dengan media sosial. Sayangnya, fasilitas teknologi dan pengetahuan untuk menyelenggarakan pameran inovatif tersebut masih minim di Malang.
Strategi dan Solusi Untuk Kemajuan Seniman Visual
Untuk mengatasi tantangan ini, beberapa langkah bisa kamu ambil, seperti:
- Mendorong kolaborasi antara pemerintah, komunitas seni, dan pelaku swasta untuk menyediakan ruang pameran yang lebih banyak dan inklusif.
- Mengembangkan konsep pameran digital dan hybrid untuk memperluas jangkauan karya seni tanpa batas geografis.
- Mengadakan pelatihan dan workshop bagi seniman dan kurator tentang teknologi pameran seni modern.
- Memanfaatkan media sosial dan platform online sebagai alternatif memperkenalkan karya seni visual ke publik luas.
Langkah-langkah ini bukan hanya akan membuka lebih banyak kesempatan bagi seniman visual, tetapi juga menumbuhkan budaya apresiasi seni yang lebih baik di masyarakat.
Harapan Baru untuk Seniman Visual di Era Digital
Kurangnya wadah dan ruang pamer menjadi salah satu penghambat utama bagi perkembangan seniman visual di Malang dan Indonesia pada umumnya. Meskipun jumlah pegiat seni meningkat, akses untuk memperkenalkan karya ke publik masih terbatas akibat fasilitas dan konsep pameran yang belum berkembang sesuai zaman. Dengan dukungan kolaboratif dan inovasi, peluang seniman muda untuk dikenal luas bisa semakin terbuka.
Baca Juga: ENVY*: Dari Tongkrongan ke Panggung Hip Hop Nasional
Apakah kamu seorang seniman visual yang menghadapi kesulitan memamerkan karyamu? Bagikan pengalamanmu di kolom komentar atau hubungi komunitas seni lokal untuk mulai membuka peluang baru. Jangan lupa juga untuk follow kami agar selalu mendapat update informasi terbaru tentang perkembangan dunia seni di Malang dan Indonesia!