ZZUF Kembali Menggelegar: Kebangkitan dari Gamprit yang Tak Terduga

Ilustrasi ZZUF, Sumbe Foto: Instagram @zzufclub
MALANG, MOREARTMOREIT – Di sebuah sore tenang di Jakarta Timur, suara gitar bising dan gebukan drum kembali membelah udara dari sebuah garasi kecil. Tempat itu bukan sembarang ruang—ia adalah saksi lahirnya unit power-pop bernama ZZUF, yang kini bangkit dari masa vakum sejak 2017 dengan rilisan anyar bertajuk All The Way From Gamprit.
Ilustrasi EP ‘All The Way from Gamprit’, Sumber Foto: Instagram @zzufclub
All The Way From Gamprit: Sinyal Hidup Kembali
Dalam maxi-single terbaru mereka, ZZUF memperkenalkan dua lagu baru: “Power Dulay” dan “P.S I’m Fine.” Bukan sekadar rilisan pemanasan, ini adalah pernyataan bahwa mereka belum habis. Justru sebaliknya, semangat yang dulu membakar mereka kini kembali menyala—dengan lebih matang, namun tetap berisik dan bersenang-senang.
“Enggak ada target muluk. Kami main musik karena kami suka. Kalau ada yang suka juga, itu bonus,” ujar Pandu Fuzztoni, sang vokalis, ketika ditemui di sela latihan.
Semangat DIY Tetap Jadi Tulang Punggung
ZZUF tetap memegang erat semangat DIY (do-it-yourself) yang sejak awal menjadi napas utama band ini. Proses rekaman, produksi merchandise, hingga distribusi rilisan fisik mereka lakukan secara mandiri. Lewat label Galta Records—label independen yang juga mereka dirikan sendiri.
Di tengah dominasi label besar dan algoritma digital, pendekatan ini menjadi pernyataan sikap. Musik yang jujur tak butuh kemasan mewah, hanya butuh semangat yang tulus.
Ilustrasi Album ‘Alright, Sumber Foto: Instagram @zzufclub
Kilas Balik ke Masa Alright dan Lahirnya ZZUF
Rilisan All The Way From Gamprit bertepatan dengan perayaan ulang tahun album Alright (2016), yang sempat menjadi titik balik karier ZZUF. Lagu “Tonight” dari album tersebut bahkan disebut-sebut sebagai anthem tidak resmi bagi pecinta power-pop lokal yang lapar akan sesuatu yang mentah namun catchy.
Sementara itu, asal-usul band ini terbilang sederhana. Dimulai dari keisengan lima sekawan yang bosan nongkrong tanpa arah di tahun 2014. ZZUF lahir bukan dari ambisi, tapi dari kejenuhan yang produktif.
“Kami cuma nongkrong, terus bikin band,” kenang Pandu.
Ilustrasi ZZUF, Sumbe Foto: Instagram @zzufclub
Kembali Membawa Semangat Raw dan Bebas
Lewat dua lagu baru mereka, ZZUF mengajak pendengar untuk kembali merayakan kebebasan berekspresi—tanpa tekanan tren, tanpa harus mengikuti pakem industri. Musik mereka tetap distorsif, jujur, dan mengandung energi khas garasi yang tak bisa terkena pemalsuan.
Baca Juga: Menangkap Gerak dalam Sekejap: Seni Gesture Drawing
Di tengah industri musik yang semakin terstruktur dan berbasis data, kehadiran ZZUF seolah menjadi tamparan nostalgia. Sebuah pengingat bahwa musik bukan hanya soal algoritma, tapi juga soal insting dan kesenangan.
Penutup: ZZUF Masih Bertenaga, Masih Punya Sesuatu untuk Dikatakan
All The Way From Gamprit bukan hanya comeback; ia adalah bentuk konsistensi—bahwa semangat yang lahir dari keisengan bisa tetap bertahan bahkan setelah hampir satu dekade. Dengan DNA yang tak berubah, ZZUF kembali sebagai band yang tak pernah benar-benar pergi: keras, nyeleneh, dan tetap manusiawi.