renaivé Hadirkan EP Ethereal Recurrence: Sajian Math-Rock Reflektif yang Filosofis

EP Ethereal Recurrence (sumber foto: presskit)
MALANG, MOREARTMOREIT – renaivé kembali menunjukkan eksistensinya dengan merilis EP Ethereal Recurrence pada Senin, 16 Juni 2025. renaivé merupakan proyek musik dari mul-instrumentalis Yana Setya N. yang sebelumnya telah dikenal sebagai content creator.
Berbeda dari EP sebelumnya yang merupakan bentuk eksperimentasi terhadap berbagai genre musik yang cukup acak, pada Ethereal Recurrence, renaivé memilih pendekatan yang lebih terstruktur secara narasi dan musikal.
Eksplorasi Math-Rock dan Petalcore dalam Lima Trek Rumit Namun Ringan
Mengambil math-rock sebagai benang merah utama, Yana juga menambahkan elemen petalcore atau botanica music sebagai pelengkap. Kombinasi ini menghasilkan lima trek dengan struktur musik rumit dan glitchy, namun tetap ringan dan menyenangkan untuk dinikmati.
“Setelah merilis trilogi EP mul-genre: i, ii, dan iii, sebagai upaya melakukan eksperimen bunyi, rilisan yang saya garap sejak tahun 2023 ini merupakan EP perdana yang saya kerjakan dengan cukup serius,” ungkap Yana dalam pernyataannya, Senin (16/6/2025).
“Selain karena ini adalah EP math-rock instrumental pertama saya, pada proses penggarapannya juga saya meminta bantuan beberapa kawan baik untuk membantu. Mulai dalam teknis rekaman, pembuatan artwork, dan beberapa hal lainnya.” tambahnya. Sesuatu yang cukup berbeda, karena hal tersebut sama sekali belum pernah dia lakukan pada proyek musik saya yang lain, yaitu Gracehowl,
renaivé sebuah solo project yang dibentuk oleh Yana Setya N. (sumber foto: presskit)
Konsep Eternal Recurrence Friedrich Nietzsche sebagai Inspirasi Utama
Tak hanya musik, tema besar dari Ethereal Recurrence juga menyuguhkan nilai kontemplatif. Judul EP ini terinspirasi dari pemikiran filsuf Jerman, Friedrich Nietzsche, tentang “Eternal Recurrence” yakni gagasan bahwa segala hal yang terjadi dalam hidup akan terus berulang secara siklik.
“Judul Ethereal Recurrence sendiri terinspirasi dari suatu konsep losos yang dipopulerkan (kembali) oleh lsuf Friedrich Nietzsche, yaitu Eternal Recurrence. Suatu konsep di mana semua yang dialami satu individu akan terus menemukan pengulangannya kembali tanpa pernah berhenti,” jelas Yana.
Ia melanjutkan, “Kelima trek dalam EP ini mendeskripsikan siklus tersebut. Mulai dari kelahiran, semangat masa muda, mencapai kesadaran tertinggi, ajal, rasa syukur, hingga terlahir kembali.”
Baca juga : Cicilia Elsa Ungkap Luka Batin Lewat Lagu Baru “Perfect Lie”
Sebuah Bentuk Self-Reconciliation dalam Format Musik Instrumental
Meski tak menggunakan lirik, Ethereal Recurrence tetap menyampaikan pesan yang mendalam secara emosional. Bagi Yana, EP ini merupakan cara untuk menyampaikan rekonsiliasi batin secara lebih halus.
“Secara personal, saya mendeskripsikan EP ini sebagai suatu self-recon dengan cara yang lebih halus, namun menyenangkan,” ungkapnya.
Dengan rilisan ini, renaivé membuktikan konsistensinya dalam eksplorasi musik eksperimental sembari tetap menyampaikan pesan-pesan reflektif yang dapat menjangkau berbagai kalangan.