Pillhs Castle Rilis “Left Behind”, Lagu Post-Punk tentang Cinta Sejati dan Melepas Masa Lalu

Pillhs Castle
Pillhs Castle, band post-punk asal Malang. (Sumber foto: Presskit)

MALANG, MOREARTMOREIT — Skena alternatif Indonesia kembali ramai dengan rilisan emosional dari band post-punk asal Malang, Pillhs Castle. Band tersebut  resmi merilis single terbaru bertajuk “Left Behind”. Lagu ini rilis di bawah label independen Ordo Nocturno. Nando Septian (vokal), Torkis Waladan (gitar), dan Leo (drum) menjadikan single ini sebagai tonggak baru dalam perjalanan musikal mereka.

Berangkat dari akar post-punk yang gelap dan intens, “Left Behind” menyajikan pendekatan yang lebih personal dan reflektif. Lagu ini bercerita tentang keputusan untuk meninggalkan masa lalu demi mencintai satu orang sepenuhnya. Dalam dunia post-punk yang biasanya berbicara tentang keterasingan dan perlawanan, tema seperti ini hadir sebagai sesuatu yang beda namun menyentuh.

Antara Kerapuhan dan Keberanian

Dengan lirik seperti “I love her, there will be no others here / I’ve left behind the games of love”, Pillhs Castle mencoba menunjukkan bahwa keteguhan dalam mencintai adalah bentuk pemberontakan yang paling tulus. Lagu ini bukan hanya pernyataan cinta. Lagu ini juga menyimbolkan keberanian untuk memilih ketulusan di tengah dunia yang serba cepat dan penuh hiruk pikuk.

Nando menyampaikan vokalnya dengan emosi yang mentah. Aransemen gitar dari Torkis membaur antara melodi minor dan distorsi penuh tekanan. Ketukan drum Leo mengalun seperti detak jantung. Lapisan synth tipis menyelimuti lagu dengan nuansa nostalgia. Ini memperkuat kesan bahwa cinta dalam lagu ini adalah sesuatu yang diperjuangkan, bukan sekadar dirasakan.

Baca juga: Debut Album “Passage of Time”, Curahan Hati Firstrate dari Timur Jawa

Pillhs Castle Left Behind
Pillhs Castle – Left Behind (Sumber foto: Presskit)
Simbol Perubahan Arah dan Kedewasaan Musikal

Single ini juga menjadi jembatan menuju EP baru Pillhs Castle yang sedang proses produksi. Berbeda dari karya mereka sebelumnya yang cenderung agresif dan penuh amarah, “Left Behind” menandai pergeseran ke arah yang lebih introspektif dan dewasa. Band ini ingin membuktikan bahwa post-punk bukan hanya tentang keterasingan, tapi juga bisa menyuarakan kerinduan akan koneksi emosional yang nyata.

Sebagai bagian dari komunitas musik alternatif Malang yang terus tumbuh, Pillhs Castle membawa identitas lokal ke dalam spektrum global post-punk. Kota yang terkenal dengan atmosfer artistik dan budayanya ini menjadi tempat tumbuh subur bagi band-band yang mengutamakan ekspresi jujur, termasuk melalui jalur independen seperti Ordo Nocturno.

Dengan “Left Behind”, Pillhs Castle mengajak pendengar untuk meninjau ulang makna keberanian dalam mencintai. Lagu ini kini tersedia di seluruh platform musik digital, dan terbuka untuk didengar. Lagu ini juga bebas ditafsirkan oleh siapa saja yang pernah merasakan ragu dan akhirnya memilih untuk berani.

 

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *