konser Festivalist
MOREART-MOREIT – Bicara tentang musik, Jogja memiliki segudang musisi yang karyanya terbukti dinikmati banyak orang. Selain Sheila on 7 yang sukses dengan musik pop nya, banyak juga band dengan genre-genre lain. Mulai dari hip-hop, folk, punk, rock, hingga dangdut ada di Jogja.
Dari skena musik rock, FSTVLST menjadi band yang ikut melengkapi hingga menjadi salah satu ikon rock asal Jogja.
FSTVLST (dibaca Festivalist) adalah sebuah band alternative rock asal Jogja bagian timur, atau tepatnya Wonosari Gunung Kidul yang lahir pada tahun 2012.
Nama FSTVLST bermakna “orang-orang yang merayakan apa saja dalam hidup”. Dalam konteks musik berarti semua orang yang merayakan musik, baik musisi atau penikmatnya.
Sirin Farid Stevy menjadi salah satu pionir dibalik nama hebat FSTVLST. Kini anggotanya Roby Setiawan, Humam Mufid Arifin, Danish Wisnu Nugraha, Rio Faradino.
Dikenal memiliki lirik dan aransemen yang dalam, membuat lagu-lagu FSTVLST begitu layak didengar. Salah satu kampanyenya melawan hidup di tengah dunia yang memaksa mengikuti tren. Digaungkan dalam album pertamanya melalui lagu berjudul Hari Terakhir Peradaban.
Sebelum menjadi FSTVLST, rupanya band ini merupakan reinkarnasi dari band sebelumnya. Perjalanan grup band ini dirangkum dalam beberapa sub judul berikut.
Mengutip dari rollingstone.co.id, tak ada sejarah FSTVLST tanpa nama Jenny. Band ini didirikan di Fakultas Seni Rupa – Institut Seni Indonesia pada 2003.
Jenny sempat merilis sebuah album yang diberi nama Manifesto. Akan tetapi band ini harus bubar pada 2010 karena bassist mereka mengundurkan diri, lalu disusul drummer di tahun berikutnya.
Dengan beberapa pergolakan yang cukup panjang, akhirnya Jenny diistirahatkan dan digantikan oleh band baru bernama FSTVLST.
Lahir dari rahim Jenny, FSTVLST tumbuh dengan konsep lagu dengan lirik dan aransemen yang meneruskan semangat Jenny. Hal itu kemudian menjadi ideologi band ini yang didefinisikan sebagai almost rock barely art.
Kesetaran menjadi konsep yang dijunjung FSTVLST, salah satunya ditampakkan melalui logo mereka “=” yang ditulis tegak. Berkat antusiasme publik yang tinggi, band ini melanjutkan pengukuhan untuk penggemarnya dengan julukan Festivalist, sama dengan nama band itu sendiri.
Album pertama
Album kedua
Hingga kini, Festivalist berhasil merilis dua album, Hits Kitsch pada 2014 dan FSTVLST II tahun 2020. Dua album itu memiliki lirik yang kental dengan kehidupan dan permasalahannya. Kembali tentang kesetaraan. Untuk lebih mengetahui dua album, Morpips dapat langsung mendengarkannya melalui platform musik favorit.
Salah satu lagu populer di album pertamanya; Tanah Indah untuk Para Terabaikan Rusak dan Ditinggalkan. Mengajak orang-orang terpinggirkan untuk bersama dalam sebuah garis perlawanan.
Selain berjuang dan berkarya melalui musik, Festivalist juga aktif menyuarakan berbagai isu. Salah satunya kolaborasi dengan band-band di Indonesia yang memiliki misi serupa melalui Sonic Panic.Kampanye lain mengenai kesetaraan perempuan diwujudkan dalam panggung khusus perempuan; Dara Setara.
Moreartmoreit adalah Portal Berita berbasis seni dengan informasi mengenai Musik, Kesenian Lokal, Event Kesenian hingga informasi Digital Kreatif yang aktual
©2025 MOREARTMOREIT.COM