Dampak Tren “Skena” dalam Kehidupan Sosial Anak Muda

Foto ilustrasi ootd skena. Sumber : DRMRS CLUB
Perkembangan tren “Skena” tidak hanya terjadi dalam dunia maya. Kini, pengaruhnya juga mulai terasa dalam kehidupan sehari-hari. Banyak anak muda yang secara tidak langsung terjebak dalam pola pikir ingin terlihat beda, hanya demi dianggap bagian dari komunitas skena tertentu.
Fenomena ini dapat terlihat dari cara berpakaian, pilihan tempat hangout, hingga musik yang didengarkan. Tidak jarang, sebagian dari mereka merasa terdorong untuk menyesuaikan diri dengan standar tidak tertulis agar diterima dalam lingkup tersebut.
Menurut sosiolog budaya Universitas Indonesia, Dr. Ratih Pradana, dalam wawancara terpisah pada 6 April 2024, budaya skena adalah bentuk pencarian eksistensi.
“Anak muda ingin memiliki identitas yang unik. Dalam proses itu, mereka mencari ruang yang bisa memvalidasi eksistensinya. Skena menjadi wadah untuk itu, meski kadang berubah jadi ajang kompetisi citra,” jelasnya.
Sisi Positif Komunitas Skena: Ruang Ekspresi Kreatif dan Alternatif
Meski kerap dikritik karena eksklusivitasnya, budaya skena juga memberikan ruang bagi tumbuhnya komunitas kreatif dan independen. Banyak pelaku seni, musisi, dan kreator konten yang berangkat dari komunitas ini sebelum dikenal lebih luas oleh publik.
Misalnya, musisi-musisi indie seperti Efek Rumah Kaca, White Shoes & The Couples Company, hingga Hindia, awalnya terkenal lewat lingkup skena musik yang sempit. Namun justru karena dukungan komunitasnya, mereka kini terkenal lingkup nasional bahkan internasional.
Hal ini menunjukkan bahwa skena, ketika termaknai secara positif, bisa menjadi ruang inkubasi kreativitas yang kuat. Asalkan tidak penuh oleh penghakiman atau sikap eksklusif berlebihan, komunitas skena dapat berkembang secara sehat.
Tips Bijak Menyikapi Budaya “Skena” dan Polisi Skena
Bagi kamu yang merasa resah dengan istilah “polisi skena” atau takut tidak cukup “keren” untuk masuk ke lingkup tertentu, berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan:
- Jadilah otentik. Tidak perlu memaksakan diri menyukai sesuatu hanya karena ingin terlihat cocok dengan lingkungan tertentu.
- Hargai selera orang lain. Tidak ada selera musik, fashion, atau film yang lebih tinggi dari yang lain.
- Terbuka terhadap perbedaan. Dunia skena seharusnya menjadi ruang inklusif, bukan eksklusif.
- Gunakan media sosial dengan bijak. Jangan mudah terpengaruh oleh tren atau validasi digital semata.
- Ingat: jadi diri sendiri itu lebih penting daripada jadi ‘paling skena’.
Tren Skena dan Evolusi Bahasa Gaul Anak Muda
Istilah “Skena” hanyalah satu dari sekian banyak evolusi bahasa gaul yang muncul dari dinamika sosial anak muda. Di balik maknanya yang fleksibel dan kadang absurd, tersembunyi realitas tentang pencarian jati diri, ekspresi, dan keinginan untuk diakui.
Perkembangan ini adalah bagian dari siklus budaya yang akan terus berulang. Hari ini “skena”, besok bisa saja muncul istilah baru lagi yang menggambarkan fenomena berbeda.
Selama penggunaannya tidak menyinggung atau merugikan orang lain, bahasa gaul seperti “skena” bisa menjadi cermin kreatif dari zaman dan masyarakatnya.