Grup band asal Kota Batu, Enamore. Sumber: kliktimes.com
MOREART-MOREIT – Malang lagi-lagi menjadi ladang yang subur untuk pertumbuhan berbagai aliran musik, salah satunya adalah post-hardcore. Salah satu band beraliran post-hardcore yang namanya cukup terkenal dari kota ini adalah Enamore.
Enamore, sebuah grup band asal Kota Batu Malang Raya, yang membawa aliran post-hardcore. Lagu-lagunya dibalut dengan lirik yang bercerita kehidupan anak muda yang rumit, seperti tentang patah hati dan kekecewaan. Banyak orang menyebut band ini sebagai salah satu yang membawa aliran Midwest Emo.
Enamore terbentuk tahun 2017 dengan anggota Ezra Adinugroho (drum), Caesar Nicko Bhaskara (gitar), Gigih Yanuar Pratama (gitar), Rachmad Adi Cahyo Nugroho (bass), dan Shafa Ashfihany Hari Syahputra (vokal).
Di awal kemunculannya, Enamore merilis sebuah single berjudul Under Pine Tree. Lagu yang bercerita tentang rasa kecewa yang dialami dalam menjalankan aktifitas keseharian. Enamore berhasil merangkumnya dalam karya lagu dengan balutan distorsi gitar dan penuh suasana emosional ala shoegaze.
Di bawah naungan label musik POPFLESH RECORDS, selain Under Pine Try, Enamore juga merilis single keduanya Did I Try.
Pada tahun 2019, single tersebut menjadi bagian dari Extended Play (EP) yang berjudul Such Is Life. Under Pine Tree dan Did I Try menjadi dua dari lima lagu dalam EP ini. Tiga lagu lainnya adalah Harapan Sirna, Blaming The Sun, dan Quiscene. Di tahun yang sama, single berjudul Gone juga rilis.
Dikutip dari salah satu laman dari Universitas Brawijaya (UB) fib.ub.ac.id, karena salah satu personilnya adalah mahasiswa UB, dalam pengerjaan materi Enamore mengambil beberapa referensi dari band luar dan dalam negeri. Beberapa referensi yang diambil dari band luar negeri (pianos become the teeth dan gates) dan band dalam negeri (a city sorrow built).
Selanjutnya, di tahun 2021, Enamore merilis single berjudul Unpleasant Path dan Beneath the Last Breath, I Left in Vain. Unpleasant Path sekaligus menjadi lagu paling populer Enamore dengan pendengar sejumlah 401.765 di platform Spotify.
Beneath the Last Breath, I Left in Vain menjadi transisi band dengan membawa sound yang sedikit berbeda. Mereka menggunakan distorsi dari instrumen-instrumen yang sebelumnya sudah masuk dalam set aransemen namun dilebur dengan suara ambience dan beberapa unsur choir. Lagu ini bercerita tentang kisah pribadi salah satu personel Enamore yang menjalani hubungan yang tidak sehat dengan pasangannya.
Selanjutnya, di tahun 2023 Enamore merilis single dengan bahasa Indonesia “Sandikala”, yang dilanjutkan dengan peluncuran single terbaru di tahun 2024 berjudul Linger. Lagu terbaru mereka itu sudah didengar sebanyak 36.490 di platform Spotify.
Dua single terbaru itu, rencananya akan menjadi sekuel dari album terbaru yang akan mereka rilis. Dua single tersebut semacam kisah dimana Enamore mengajak pendengar untuk ikut merasakan bagaimana beratnya melalui rasa kehilangan.
“Single terbaru ini semacam lanjutan atas apa yang kami utarakan lewat Sandikala,” tutur sang vokalis Shafa, dikutip dari penasultra.id.
Kiprah Enamore di dunia musik sudah dilirik hingga ke luar negeri. Diketahui mereka telah menggelar tur dengan tajuk “South East Asia Tour 2024”. Mereka pentas di Singapura pada 24 Mei lalu, dilanjutkan di Kuala Lumpur Malaysia sehari setelahnya.
Baca juga: Artikel Marjinal, Band Punk Indonesia yang Konsisten Suarakan Hak Masyarakat Termarjinalkan
Moreartmoreit adalah Portal Berita berbasis seni dengan informasi mengenai Musik, Kesenian Lokal, Event Kesenian hingga informasi Digital Kreatif yang aktual
©2025 MOREARTMOREIT.COM