MOREART-MOREIT – Raden Saleh, seorang pelukis maestro Indonesia yang memiliki aliran romantisme dalam setiap karyanya. telah lama dikenal sebagai pionir seni rupa modern di Nusantara. Namun, kehebatan karya-karyanya tidak hanya diakui di dalam Negeri. Sejumlah lukisan Raden Saleh telah menyebar ke berbagai penjuru dunia, menjadi saksi bisu dari kejeniusan dan warisan budaya yang ia tinggalkan.

Raden Saleh Pelukis Sang Maestro

Raden Saleh Syarif Bustaman lahir di Terbaya, Semarang, Jawa Tengah pada tahun 1807. Raden Saleh sejak usia sepuluh tahun sudah menunjukan kegemarannya dalam menggambar, ketika ia bersekolah di sekolah rakyat atau volksschool

Raden Saleh mendapatkan beasiswa gilden dari pemerintahan Hindia senilai 2.000 berkat bakatnya pada seni lukis di tahun 1830, ia menjadi orang Indonesia pertama yang menginjakkan kaki di bumi Eropa untuk belajar seni lukis. 

Di Belanda, Raden Saleh belajar seni lukis dengan Cornelis Kruseman dan Andries Schelfhout. Selain belajar melukis di Belanda, ia juga belajar seni lukis di Jerman pada tahun 1839. Setelah tinggal di Jerman selama lima tahun ia menjadi orang pertama di Jerman yang melukis dengan gaya orientalisme. 

Kemudian Raden Saleh kembali ke Belanda pada 1844 sebagai seorang pelukis besar. Saat itu Raja Willem II memberikan Bintang Eikenkoon, yaitu sebuah tanda penghargaan dari Luxemburg dan menjadikan Raden Saleh sebagai pelukis raja.

Setelah puluhan tahun menimba ilmu dan tinggal di Eropa, akhirnya Raden Saleh kembali ke Hindia Belanda (Indonesia) pada 1851 dan mendapat tugas sebagai konservator “Kumpulan Benda-Benda Seni

Karya Raden Saleh yang Tersebar di Luar Negeri

Raden Saleh menuangkan gambaran romantisme yang berkembang di Eropa pada abad ke 19. Bukan hanya lukisan ‘Penangkapan Pangeran Diponegoro’ saja yang terkenal, masih banyak lagi karya-karya Raden Saleh yang dikagumi seluruh dunia, bahkan banyak karya besar Raden Saleh yang berada di luar negeri.

Nah Morpips sudah tau belum dengan Lukisan Raden Saleh yang tersebar di Luar Negeri? Berikut beberapa lukisan yang ada di Luar Negeri yang berada di Smithsonian American Card Museum, Amerika Serikat. 

Lukisan Forest and Native House (1860)

sumber: americanart.si.edu

“Forest and Native House” menggambarkan keindahan alam Indonesia yang liar dan kehidupan tradisional yang menyatu dengannya, menawarkan jendela ke masa lalu sekaligus menyoroti kepiawaian artistik Raden Saleh.

Lukisan Javanese Temple in Ruins (1860)

sumber: americanart.si.edu

“Javanese Temple in Ruins” menggambarkan sebuah candi Jawa yang dalam kondisi runtuh, dikelilingi oleh alam liar yang perlahan-lahan mengambil alih struktur kuno tersebut. Detail arsitektur candi yang rumit dan realistis menunjukkan keahlian Raden Saleh dalam menangkap esensi dan keagungan bangunan bersejarah. Penggunaan warna dan pencahayaan dalam lukisan ini menciptakan suasana melankolis, menyoroti keindahan yang pudar seiring berjalannya waktu.

Lukisan Javanese Jungle (1860)

sumber: americanart.si.edu

“Javanese Jungle” menggambarkan pemandangan hutan lebat di Jawa, dengan vegetasi yang rimbun dan beraneka ragam. Pohon-pohon tinggi dengan dedaunan yang lebat mendominasi komposisi, sementara sinar matahari yang menembus celah-celah dedaunan menciptakan efek pencahayaan yang dramatis. Di beberapa bagian lukisan, mungkin terlihat fauna lokal, seperti burung atau hewan liar, yang menambah kehidupan dan dinamika pada karya tersebut.

Lukisan Six Horsemen Chasing Deer (1860)

sumber: americanart.si.edu

“Lukisan Six Horsemen Chasing Deer” menggambarkan kehidupan alam dan budaya Indonesia dengan keindahan dan ketegangan yang mengesankan. Raden Saleh tidak hanya mengabadikan sebuah adegan berburu, tetapi juga merayakan semangat petualangan dan keberanian dalam mencari kehidupan di alam liar. Sebagai salah satu maestro seni rupa Indonesia, Raden Saleh terus menginspirasi dan mengingatkan kita akan kekayaan alam dan budaya yang harus kita hargai dan lestarikan.      

Lukisan Merapi, Eruption by Night (1865)

sumber: americanart.si.edu

“Lukisan Merapi, Eruption by Night” menggambarkan momen menakutkan dari letusan Gunung Merapi di malam hari. Kanvas ini bukan hanya dokumentasi visual dari kekuatan alam yang mengerikan, tetapi juga sebuah penggambaran dramatis dari kehidupan dan kematian dalam cahaya gemuruh letusan gunung berapi.