Arsitektur Jengki adalah warisan arsitek Indonesia. sumber: instagram@indonesia.design

MOREART-MOREIT – Indonesia memiliki banyak cara yang dilakukan untuk lepas dari pengaruh kolonial Belanda. Salah satu cara itu oleh Soekarno digagas dalam bentuk simbol arsitektur yang disebut dengan arsitektur ‘Jengki’.

Yups, ngomong-ngomong soal seni, Morpips udah tau belum kalau Indonesia punya gaya arsitektur modern khas? Arsitektur itu dikenal dengan nama ‘Jengki’.

Gaya Jengki merupakan salah satu identitas arsitektur yang dimiliki Indonesia dalam perkembangan arsitektur sekitar tahun 1950-1960. Gaya ini berkembang dari karya-karya arsitek tanah air. 

Gaya ini merupakan salah satu gagasan presiden pertama Soekarno yang ingin menghilangkan segala bentuk pengaruh dari pemerintahan kolonial. Lahirnya arsitektur Jengki diakibatkan sebuah gejolak politik yang berkaitan dengan perubahan kekuasaan dari kolonial ke Republik Indonesia. Oleh karenanya, Jengki sering disebut sebagai simbol kemerdekaan dan anti kolonial dalam bentuk arsitektur.

Hingga kini, arsitektur Jengki masih bisa dijumpai salah satunya dalam bentuk rumah.

Rumah Jengki memiliki karakteristik sendiri pada atapnya. sumber: instagram@indonesia.design

Karakteristik Gaya Rumah Jengki

Arsitektur rumah Jengki memiliki karakteristik yang menonjol. Secara umum desain rumah ini terlihat berbentuk segi lima dari bagian luarnya. Hal ini disebabkan karena dinding dan atapnya sengaja divariasikan dengan bentuk miring untuk membentuk segi lima.

Dari atapnya yang memiliki sudut sudut asimetris. Bagian ini berbentuk menyerupai pelana, dengan kata lain memiliki perbedaan di ukuran panjang atapnya.

Disisi lain, di bagian atap juga memiliki variasi ventilasi. Ventilasi ini menggunakan kerawang sebagai lubang ventilasi, serta kusen dan jendela yang tidak simetris.

Dinding yang didesain memiliki kemiringan, menambah kesan segi lima dari luar. Namun untuk dinding bagian dalam tetap berbentuk kubus dengan dinding yang tegak serta langit-langit datar. Hal yang sama juga dapat dilihat di bagian dalam yang juga unik, mulai dari bentuk tangga, kamar, jendela bagian dalam, dan lantainya. 

Rumah Jengki 976 di Kayutangan Heritage. Sumber: Pinterest

Jengki 976: Salah Satu Warisan Gaya Jengki di Kota Malang

Kota Malang menyimpan banyak sekali rumah dengan gaya arsitektur jengki, salah satunya di Kayutangan Malang. Bangunan ini diberi nama Jengki 976.

Jengki 976 terletak di Jalan Basuki Rahmat, Gang 6 Nomor 976. Sekarang tempat ini merupakan bagian dari Kampung Wisata Heritage Kayutangan.

Zakiya selaku pemilik Jengki 976 mengatakan, “Nama rumah ini diberikan karena nomor 976 itu adalah nomor rumah, alhasil penamaannya menjadi Jengki 976,” tuturnya.

Sebelum dibangun menjadi rumah dengan gaya Jengki, Jengki 976 ini masih berbentuk klenengan atau setengah anyaman bambu setengah tembok. Akhirnya, pada Tahun 1960 dibangunlah rumah dengan gaya arsitektur Jengki oleh arsitek Daryo dari Surabaya dengan luas 160 persegi.

Rumah Jengki 976 ini tidak memiliki banyak perubahan yang signifikan sejak dibangun. Hanya bagian lantai mengalami perubahan dari hitam dengan ornamen batik melingkar, diubah menjadi putih.

Pada bagian kusen jendela mengalami pergantian karena keropos namun tidak diganti 90 derajat. “Perawatan rumah ini sama seperti umumnya, namun kalo furniture kayu harus lebih ekstra, soalnya kayu kalo nempel di tembok pasti keropos. Tapi ada beberapa yang diganti tapi tetap kayu,”tambah Zakiya.

Bagi Zakiya, Jengki 976 merupakan warisan arsitektur dan identitas budaya. “Kami sekeluarga kebetulan menyukai sesuatu yang kuno, makanya kami berusaha melestarikannya, jangan sampai ada yang berubah dari arsitek ini agar anak cucu kita bisa menikmatinya juga,” ungkapnya.

Pemilik mengaku bangga pada rumahnya yang bisa menjadi saksi perkembangan arsitektur di Indonesia yang saat ini menjadi daya tersendiri bagi kalangan muda.