Lestarikan Mata Air Gunung Kawi, Pijiombo Gelar Wayang Topeng di Punden Sumber Kali Topeng

Wayang Topeng
Gambar pagelaran wayang topeng ( Sumber Foto: istimewa )

MALANG, MOREARTMOREIT – Di tengah derasnya arus modernisasi, masyarakat Dusun Pijiombo, Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, sebuah acara unik digelar sebagai bentuk penghormatan sekaligus upaya melestarikan sumber mata air di Gunung Kawi. 

Melalui pagelaran Wayang Topeng yang rutin diselenggarakan di Punden Sumber Kali Topeng, masyarakat setempat menyuarakan pesan penting: jaga dan lestarikan alam demi masa depan yang lebih baik.

Tradisi Bersih Desa Pijiombo

Setiap tahun pada bulan Sela, tepatnya hari Senin Legi, masyarakat Pijiombo menggelar ritual Bersih Desa di Punden Sumber Kali Topeng. Acara diawali dengan suguhan sesaji lengkap yang dipimpin oleh sesepuh Mbah Harsono, kemudian diikuti dengan doa bersama serta pentas Wayang Topeng yang sarat makna. Topeng Pijiombo berbeda dari topeng Malang lainnya karena fungsinya lebih ritualistik dan erat dengan pelestarian sumber mata air.

Sumber Kali Topeng merupakan sumber mata air utama di Gunung Kawi yang harus kita lindungi. Dalam pagelaran, adegan yang tampil menekankan persatuan dan penjagaan sumber air, tanpa menampilkan konflik perang. Hal ini menjadi simbol ajakan bagi semua untuk menjaga alam dan sumber air secara berkelanjutan.

Wayang TopengGambar: tokoh seni budaya ( Sumber Foto: istimewa) 

Dukungan dari Tokoh Seni dan Budaya

Acara ini kedatangan sejumlah tokoh seni dan budaya, seperti Ki Demang dari Kampung Budaya Polowijen, Dr. Tri Wahyuningtyas dari Universitas Negeri Malang, dan Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Malang, Ki Suroso. Mereka memberikan apresiasi tinggi atas upaya Pijiombo menggabungkan tradisi seni dengan pesan pelestarian lingkungan.

Dr. Tri Wahyuningtyas menekankan bahwa pagelaran ini bukan hanya seni pertunjukan, melainkan juga pendidikan budaya dan lingkungan. “Setiap pasukan dalam Wayang Topeng mengarah ke sumber mata air, menandakan ajakan menjaga kelestarian alam,” ujarnya.

Antusiasme Masyarakat dan Suasana Pagelaran Wayang Topeng

Pagelaran Wayang Topeng dengan lakon Mandhape Wahyu Bokor Kencono tetap berlangsung meriah meski saat hujan turun. Warga dari berbagai usia antusias mengikuti acara dari siang hingga sore hari.

Malam harinya, pertunjukan Wayang Kulit semalam suntuk menambah kehangatan acara. Suasana seperti pasar rakyat hadir dengan stan kuliner, ada juga mainan anak, dan permainan tradisional yang menghidupkan keceriaan warga.

Tradisi Bersih Desa di Pijiombo bukan sekadar ritual, melainkan bentuk nyata kecintaan masyarakat pada alam dan budaya. Sumber mata air di Gunung Kawi harus terus terjaga agar ekosistem dan kehidupan warga tetap terjaga.

Baca Juga: Band Hardcore Asal Bali, Kenya King down, Akan Tampil di Outbreak Fest 2025 di Inggris

Mari dukung dan lestarikan warisan budaya sekaligus sumber kehidupan kita. Bagikan artikel ini dan ajak lebih banyak orang peduli pada lingkungan!

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *