Aksi Marjinal, sumber: yt sinema pinggiran

MOREART-MOREIT Marjinal merupakan sebuah grup band bergenre punk asal Indonesia. Mereka berangkat dari keresahan masyarakat yang selalu harus patuh dengan kebijakan pemerintah yang kadang tidak berpihak.

Marjinal memulai karirnya di dunia musik pada tahun 1997. Ketika itu nama dari band ini belum Marjinal, melainkan menggunakan nama AA (Anti ABRI) dan AM (Anti Military). Dikutip dari seputarinfomusik.blogspot.com, unit punk ini terinspirasi dari beberapa musisi barat yang populer pada era itu, diantaranya Sex Pistols, Bob Marley, Leo Kristi, Toy Dolls, Bad Religion, The Crass, Benjamin S, dan Ramones.

Marjinal memiliki formasi atau anggota awal lima orang, Romi Jahat (vokalis), Mike (gitar), Bob (bass), dan Steven (drumer). Band ini terbentuk atas kesamaan latar belakang antar personil dalam menyikapi blantika hidup. Mereka berusaha menyampaikan pesan, penolakan, penerimaan, dan harapan atas apa yang telah dirasa, diraba, dan didengar dalam kehidupan sehari-hari.

Nama Marjinal sendiri resmi digunakan pada tahun 2001. Nama Marjinal didapat oleh Mike yang terinspirasi oleh pejuang buruh perempuan dari Kota Pahlawan Surabaya, Marsinah, seorang buruh yang sangat berani dalam memperjuangkan haknya sebagai buruh. 

Selama 27 tahun Marjinal bersuara melalui musik, unit punk ini sudah mengalami beberapa kali gonta-ganti personil. Kini Marjinal digawangi oleh diisi oleh Romi Jahat (vokalis), Mike (gitar), Bob (bass), dan Proph (drumer). Hingga saat ini mereka masih konsisten membuat karya yang mengangkat tentang keadilan, penderitaan masyarakat, politik.

baca juga: Artikel Rilis MV Dialex Dini Hari, Jason Ranti Buat Lagunya Bisa Dinikmati dengan Tanpa Suara!

Ada yang belum tau apa itu Punk?

Aliran punk adalah sebuah gerakan suatu kelompok yang lahir di London pada tahun 60-an. Pada waktu itu punk hanyalah sebuah pemberontakan di bidang musik yang akhirnya merabah sampai menjadi subkultur. Punk juga dapat diartikan sebagai ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik.

Gerakan anak muda yang diawali oleh para pekerja ini dengan cepat merambah hingga ke Amerika yang pada saat itu mengalami masalah ekonomi dan keuangan. Hal tersebut dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang menimbulkan tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi.

Punk berusaha menyindir dan mengkritisi para penguasa dengan caranya sendiri. Melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun kadang-kadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.

Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda kepada tatanan hidup berlandaskan dari keyakinan We Can Do It Ourself. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui ideologi mereka yang bercerita tentang masalah alam, lingkungan, ekonomi, ideologi, sosisal, politik, bahkan tentang agama.

Dikutip dari wikipedia, punk sendiri masuk dan berkembang di Indonesia sekitar tahun 1889-1995 yang dipelopori oleh band Anti Septic dan Young Offender. Beberapa komunitas punk tersebar di berbagai kota besar di Indonesia seperti Surabaya, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Malang.

Prinsip-prinsip komunitas punk ini mereka terjemahkan dalam wujud nyata. Perlawanan mereka tidak hanya diterjemahkan dalam kasus-kasus umum seperti HAM dan bobroknya birokrat, melainkan juga pada kasus yang lebih spesifik seperti korupsi.

Arti simbol-simbol yang melekat dalam diri punk, baju alakadarnya yang mereka kenakan bukan berarti mereka tak mampu membeli baju. Baju compang-camping tersebut adalah simbol anti-kemapanan dan anti-kapitalisme.

aksi marjinal di gedung kpk sumber Aktual.com

Aksi marjinal di gedung kpk, sumber Aktual.com

Marjinal menyuarakan kritik-kritik melalui lagu-lagu yang diciptakannya. Salah satu karya Marjinal yang sangat relevan dengan keadaan negeri kita saat ini adalah Negri Ngeri. Berikut lirik lagu Negri Ngeri dari Marjinal:

Lihatlah negri kita (ho-oh)

Yang subur dan kaya raya

Sawah-ladang terhampar luas

Samudra biru, yeah

Tapi rataplah negri kita (ho-oh)

Yang tinggal hanyalah cerita

Derita dan derita

Terus cerita (cerita terus)

Pengangguran merebak luas

Kemiskinan merajalela

Pedagang kaki lima tergusur

Teraniaya

Bocah-bocah kecil merintih

Melangsungkan mimpi di jalanan

Buruh kerap dihadapi

Penderitaan

Inilah negri kita (ho-oh)

Alamnya kelam, tiada berbintang

Dari derita dan derita

Menderita (derita terus)

Sampai kapankah derita ini? (Au-ah)

Yang kaya darah dan air mata

Yang senantiasa mewarnai

Bumi Pertiwi

Pengangguran merebak luas

Kemiskinan merajalela

Pedagang kaki lima tergusur

Teraniaya

Bocah-bocah kecil merintih

Melangsungkan mimpi di jalanan

Buruh kerap dihadapi

Penderitaan

Oi, oi, oi, dinodai (dinodai)

Digagahi (digagahi)

Dikuasai

Digagahi, dihabisi para penguasa rakus

Inilah negri kita

Alamnya kelam, tiada berbintang

Dari derita dan derita

Menderita (derita terus)

Sampai kapankah derita ini? (Au-ah)

Yang kaya darah dan air mata

Yang senantiasa mewarnai

Bumi Pertiwi, yeah

Pengangguran merebak luas

Kemiskinan merajalela

Pedagang kaki lima tergusur

Teraniaya

Bocah-bocah kecil merintih

Melangsungkan mimpi di jalanan

Buruh kerap dihadapi

Penderitaan

Pengangguran merebak luas

Kemiskinan merajalela

Pedagang kaki lima tergusur

Teraniaya

Bocah-bocah kecil merintih

Melangsungkan mimpi di jalanan

Buruh kerap dihadapi

Penderitaan

Oi, oi, oi, dinodai (dinodai)

Digagahi (digagahi)

Dikuasai

Digagahi, dihabisi para penguasa rakus

 

Lagu berdurasi 5 menit 46 detik itu merupakan salah satu bentuk keresahan dari sekian banyaknya masyarakat di negeri ini yang haus akan keadilan. Lagu ini menjadi sebuah senjata bagi Marjinal untuk menyuarakan perlawanan dan kritik terhadap pemerintah berdasarkan fenomena yang terjadi di Indonesia.

Lagu Negri Ngeri merupakan gambaran yang nyata dan terjadi di negeri ini. Melalui lirik dari lagu Negri Ngeri Marjinal ingin menegaskan banyak nasib masyarakat yang diperlakukan secara tidak adil, banyak masyarakat yang tertindas, banyak masyarakat yang tidak mendapatkan hak warga negara.

Melalui Negri Ngeri, Marjinal ingin mengajak seluruh masyarakat untuk membuka mata dan telinga bahwa diluar sana masih banyak orang yang hidup tanpa keadilan di negeri mereka sendiri, masih banyak pengangguran yang menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial. 

Selain Negri Ngeri, masih banyak lagu-lagu dari Marjinal yang mengkritik kinerja dari birokrasi negara seperti Hukum Rimba yang menyindir tentang para koruptor yang merajalela dan kebal terhadap hukum. Lagu ini menyuarakan bahwa hukum di negeri ini tajam kebawah dan tumpul keatas, dilihat dari liriknya, “Maling-maling kecil dihakimi, maling-maling besar dilindungi.”