Koleksi Museum Musik Indonesia
MOREART-MOREIT – Bagi anak-anak muda, informasi mengenai kekayaan alat musik Indonesia mudah ditemukan saat mengunjungi daerah tertentu, bahkan dapat melihat alat musik tradisional secara langsung.
Alat musik tradisional Indonesia sering ditampilkan dalam acara kenegaraan untuk memperkenalkan keragaman budaya, namun negara ini juga memiliki sejarah menarik dalam industri musik lokal.
Dorongan dari dunia digital telah mendorong pertumbuhan pesat dalam industri musik saat ini. Penggunaan teknologi digital dan internet telah mengubah wajah bisnis musik secara signifikan dalam waktu singkat.
Piringan hitam, kaset, dan perangkat pemutar lainnya kini langka di pusat perbelanjaan, berbeda dengan tahun 1990-an di mana kaset bisa ditemukan di hampir setiap toko. Untuk mengenal lebih jauh tentang kaset, piringan hitam, dan artefak musik Indonesia lainnya, kunjungi Museum Musik Indonesia (MMI) di Kota Malang, Jawa Timur.
Di MMI, Anda dapat melihat secara langsung kaset, piringan hitam, dan berbagai perangkat pemutar musik, mengalami suasana masa lalu, serta melihat perkembangan industri musik. MMI, yang baru-baru ini pindah ke Perumahan Griya Santa, Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru.
“ Pindah ini karena ada renovasi dari pihak kemendikbud,” ujar Ratna Kepala Museum Musik.
Museum ini memiliki koleksi beragam, termasuk kaset, piringan hitam, CD, VCD, perangkat pemutar musik, dan alat musik tradisional dari seluruh Indonesia, dengan total sekitar 40 ribu barang koleksi. Salah satu koleksi unggulan MMI adalah busana panggung dari grup Dara Puspita, yang menjadi ikon musik Indonesia pada tahun 1964-1972.
“Itu asli dari grup Dara Puspitanya langsung,” ujar Hengki selaku pengurus MMI.
Misi Utama Museum Musik Indonesia
MMI memiliki tanggung jawab besar dalam merawat sejarah industri musik Indonesia dan menarik minat generasi muda untuk memahami dan menjaga warisan musik dalam negeri. Sebagai sebuah museum, keberadaannya sangat penting untuk meningkatkan pendidikan, terutama bagi anak-anak muda.
Data pengunjung Museum Musik
Menurut Kepala MMI, Ratna Sakti Wulandari, salah satu tantangan utama adalah menarik minat anak muda Indonesia untuk mengunjungi museum ini, yang mayoritas koleksinya berasal dari sumbangan masyarakat.
“Kesusahannya banyak anak muda yang berpikir bahwa Museum itu membosankan, jadi kami disini membuat pemikiran yang baru kalau museum itu se menyenangkan itu, disini juga bisa memainkan alat musik kok,” ujar Ratna.
Untuk menarik minat generasi muda mengunjungi Museum Musik Indonesia, pengelola telah merancang sejumlah program, termasuk kolaborasi dengan universitas dan perguruan tinggi dalam negeri untuk memperkenalkan warisan musik Indonesia.
Mereka juga menyelenggarakan perlombaan menyanyi dengan program Nusantara Bernyanyi. Melalui berbagai upaya ini, Museum Musik Indonesia berharap dapat merawat dan melestarikan sejarah musik Indonesia untuk menjaga identitas dan budaya asli Indonesia dalam jangka panjang.
Tugas besar ini bukan hanya tanggung jawab Museum Musik Indonesia, tetapi juga semua pihak yang terlibat. Dengan menjaga identitas musik Indonesia, diharapkan akan muncul generasi muda yang menghargai warisan budaya dan mampu menciptakan karya musik terbaik untuk Indonesia. Nah gimana nih Morpips tertarik atau tidak untuk berkunjung kesini?