Candi Srigading Kota Malang

MOREART-MOREIT – Ngomong-ngomong soal seni, pada tahun 2022 warga Malang sempat dikejutkan dengan penemuan situs dengan corak arsitektur Kerajaan Mataram Kuno. Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) itu terletak di Desa Srigading, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa timur.

Situs yang diberi nama Candi Srigading ini ditemukan di tengah lahan pertanian warga. Dari Kota Malang lokasinya berjarak sekitar 45 menit ke arah timur laut, kaki pegunungan tengger barat.

Keberadaan ODCB ini telah lama diketahui masyarakat setempat sebagai suatu gundukan tanah (disebut cegemuk oleh mereka). 

Menurut Yuliadi, warga asli Desa Srigading, “Dulunya situs Srigading ini hanyalah sebuah gundukan tanah biasa yang ditumbuhi rumput. Namun setelah dilakukan penelitian ternyata ini adalah sebuah situs purbakala,” ujarnya.

Penemuan ini sekaligus menambah bukti kejayaan Kerajaan Mataram Kuno di Malang.

corak candi

Corak Arsitektur Mataram Kuno

Mpu Sindok merupakan raja pertama dari Kerajaan Mataram Kuno setelah sempat berpindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Perpindahan itu diduga kuat akibat dari letusan gunung yang membuat istana Kerajaan Mataram Kuno hancur.

Situs ini menjadi peninggalan dari Mpu Sindok di masa Kerajaan Mataram Kuno. Sebelumnya struktur bangunan dari Candi Srigading tertimbun oleh tanah. Arsitektur candi ini bergaya Mataram Kuno pada masa periode Jawa Tengah. 

Struktur candi meliputi batu bata dengan diameter besar berukuran panjang 35 cm, lebar 22 cm, dan tebal 10-11 cm terlihat jelas di sisi barat bangunan. Luasan area kaki candi 8 meter kali 8 meter. 

Candi Srigading menghadap ke arah timur dan terdapat lingga yoni. Hal itu diyakini bahwa candi ini merupakan bangunan suci peribadatan aliran Hindu Syiwa.

Dikutip dari nasional.okezone.com, arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, Wicaksono Dwi Nugroho menyatakan, dari hipotesis referensi sejarah-sejarah yang ada, terdapat sejumlah konstruksi situs kuno di era Kerajaan Mataram Kuno masa Mpu Sindok, yakni Situs Pendem, Situs Langlang, dan Situs Srigading.

“Sejaman, ini sama Pendem hipotesisnya itu. Mendukung ini dari abad 10. Kemudian relief kepalanya tadi gaya mataram kuno, bukan gaya Jawa Timuran, sejauh itu datanya. Kemudian sambil nanti cari datanya,” kata Wicaksono.

Menurutnya, bangunan-bangunan peninggalan Mataram Kuno era Jawa Tengah identik dengan konstruksi batu bata berukuran besar. Hal ini diperkuat dengan adanya penemuan arca yang ditemukan di sekitar Situs Srigading, yang tengah dilakukan penggalian oleh BPCB Jatim.

“Dari ciri-cirinya memang arca itu bergaya Mataram Kuno. Ciri-ciri khusus kita temukan di sini salah satunya bas relief, sama seperti di Borobudur dan Prambanan gaya reliefnya. Kemudian ukuran batanya cukup besar. Jadi kita identifikasi ini memang berasal dari pra Majapahit. Ukuran batanya panjang 35 sentimeter, lebar 22 sentimeter, dan ketebalan 10-11 sentimeter,” ungkapnya.