Revitalisasi wajah baru alun-alun tugu kota malang

MOREARTMOREIT– Malang terkenal dengan keindahan alamnya dan berbagai destinasi wisata. Namun, selain keindahan itu, daerah pegunungan ini juga memiliki sejarah kota yang menarik untuk dipelajari loh Morpips.

Salah satu hal yang menarik adalah sejarah Tugu Kota Malang. Tugu yang terletak di depan Balai Kota Malang ini ternyata memiliki latar belakang sejarah dari masa kolonial. 

Menurut buku “BIPA Tingkat 3 Berbasis Budaya Lokal Malang” yang ditulis oleh Helmi Muzaki, Tugu Kota Malang adalah salah satu ikon khas kota Malang. Tugu ini juga menjadi destinasi populer bagi wisatawan karena keindahannya.

Sejarah Tugu Kota Malang

Menurut situs Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman Kementerian PUPR, area di depan Balai Kota Malang awalnya hanya sebuah taman, tanpa tugu di tengahnya.

Taman tersebut pertama kali dibangun oleh Gubernur Pemerintah Hindia Belanda pada masa pemerintahan Jenderal Pieter Zoen Coen, sebagai pelengkap halaman gedung. Pada waktu itu, taman ini memiliki desain sederhana dengan konsep terbuka tanpa pagar pembatas.

Setahun setelah Indonesia merdeka, masyarakat Malang mendesak untuk perubahan struktur pemerintahan daerah dengan menunjuk orang Indonesia sebagai pemimpin. Pada saat yang sama, peletakan batu pertama sebagai penanda pembangunan Monumen Tugu dilakukan, dengan peresmian dan penandatanganan oleh Mr. Soekarno dan AG Suroto.

Namun, selama Agresi Militer I pada tahun 1947, militer Belanda berhasil menguasai Malang. Kemudian mereka mengubah fungsi monumen tersebut menjadi Tugu Kolonialisme, dengan meletakkan mahkota kerajaan Belanda dan bendera Belanda di puncaknya.

Pada 23 Desember 1948, militer Belanda menghancurkan monumen tugu ini. Lima tahun kemudian, pada 1953, pemerintah Malang membangun kembali Monumen Tugu yang diresmikan oleh Presiden RI, Ir. Soekarno.

Makna Monumen Tugu 

Dalam buku BIPA Tingkat 3 Berbasis Budaya Lokal Malang, Helmi Muzaki menjelaskan bahwa setiap elemen pada Monumen Tugu memiliki arti khusus. Contohnya, bagian puncak monumen yang berbentuk bambu tajam, yang melambangkan bambu runcing sebagai senjata yang digunakan oleh bangsa Indonesia untuk melawan penjajah.

Selain itu, terdapat rantai yang menjadi simbol persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia, menandakan bahwa persatuan tersebut tidak bisa diputuskan oleh kekuatan penjajah.

Di sekeliling kolam Tugu Kota Malang, terdapat bunga teratai merah dan putih yang mewakili keberanian dan kesucian, selaras dengan warna bendera Indonesia.

Wajah Baru Alun-Alun Tugu Kota Malang

Proyek revitalisasi Alun-Alun Tugu Malang telah rampung dikerjakan. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang

Alun-Alun Tugu Malang kini memiliki wajah baru yang berbeda dari sebelumnya. Revitalisasi ini bertujuan untuk mengembalikan tampilan klasik dengan beberapa sentuhan ornamen baru untuk meningkatkan estetika. 

Salah satu langkah penting dalam revitalisasi adalah pembongkaran pagar yang sebelumnya mengelilingi kawasan tersebut. Dengan pagar yang telah dihilangkan, area pedestrian kini dapat difungsikan sebagai jogging track.

Perubahan lainnya termasuk penambahan tempat duduk estetik berwarna putih, mirip dengan yang ada di kawasan Kayutangan Heritage. Selain itu, puluhan lampu taman berwarna hijau juga dipasang di sekitar Alun-Alun Tugu Malang, menambah suasana yang lebih cerah dan menyenangkan pada malam hari.

Selain penambahan elemen-elemen tersebut, bunga-bunga beraneka ragam juga tertata rapi mengelilingi tugu. Jika dilihat dari atas, susunan bunga tersebut membentuk pola seperti bunga mekar, dengan monumen Tugu sebagai pusatnya.