Sejarah dan Makna Filosofis Tari Pakarena, Tarian Tradisional Khas Makassar

Sumber Foto: Kompas.com
MALANG, MOREARTMOREIT – Tari Pakarena merupakan salah satu tarian tradisional khas Sulawesi Selatan yang berasal dari etnis Makassar. Tarian ini dipercaya sebagai warisan budaya dari masa lampau yang telah ada sejak beberapa abad silam.
Di balik gerakannya yang lemah gemulai, Tari Pakarena menyimpan makna filosofis mendalam tentang asal-usul manusia, tata krama, serta nilai-nilai hidup yang para leluhur ajarkan.
Asal Usul, Kisah Tu Manurung dan Botting Langi
Menurut kepercayaan masyarakat Makassar, Tari Tradisional Pakarena berkaitan erat dengan legenda Tu Manurung, sosok manusia jelmaan atau bidadari yang turun dari langit ke bumi. Ia dipercaya menggunakan selendang yang tertiup angin sebagai sarana turun dari negeri kayangan (Botting Langi) ke bumi (Lino).
Tu Manurung dikisahkan datang pada malam hari dan kembali ke langit ketika matahari terbit. Selama berada di bumi, ia mengajarkan nilai-nilai kehidupan, tata krama, dan cara berinteraksi dalam masyarakat melalui gerakan simbolik. Inilah yang kemudian menjadi dasar gerak dalam Tari Pakarena, yang hingga kini mereka percaya sebagai bentuk komunikasi simbolis antara langit dan bumi.
Tari Pakarena Gantarang, Warisan Spiritual dari Langit
Versi lain mengenai asal-usul tari ini datang dari para pelaku seni lokal. Salah satu misalnya adalah Munasih Nadjamuddin, seorang penari senior Makassar yang akrab dengan sapaan Mama Muna. Ia menyatakan bahwa Tari Pakarena lahir dari kisah perpisahan antara penghuni Botting Langi dan Lino.
Sebelum berpisah, para penghuni langit memberikan ajaran penting kepada manusia bumi mengenai cara hidup, bertani, berburu, dan bersosialisasi, semuanya tersampaikan melalui gerakan tubuh seperti tangan, kaki, dan kepala.
Gerakan-gerakan inilah yang kemudian mereka wariskan sebagai tarian ritual untuk mengungkapkan rasa syukur kepada langit. Tari ini dikenal secara khusus dengan sebutan Tari Pakarena Gantarang.
Ciri Khas Gerakan Tari, Lembut dan Syarat Etika
Demikian pula gerakan dalam Tari Pakarena terkenal sangat lembut, anggun, dan penuh pengendalian diri. Ini mencerminkan karakter perempuan Sulawesi Selatan yang halus, tenang, namun kuat secara emosional. Uniknya, Tari Pakarena memiliki aturan khusus yang harus mereka patuhi selama pertunjukan berlangsung.
Adapun aturannya seperti, penari tidak boleh membuka mata terlalu lebar, gerakan angkat kaki tidak boleh tinggi, setiap transisi gerakan harus mengalir dengan halus tanpa hentakan keras.
di samping itu tarian ini biasanya terbagi menjadi 12 babak, masing-masing melambangkan tahapan hidup atau filosofi kehidupan masyarakat Makassar.
Jenis-Jenis Tari Pakarena Berdasarkan Tema Kehidupan
Dalam tradisi Makassar, Tari Pakarena memiliki berbagai jenis yang menggambarkan aspek kehidupan masyarakat sehari-hari. Berikut adalah beberapa variasi Tari Pakarena:
- Pakarena Sambori’na/Samboritta, Tentang hubungan saudara atau kerabat.
- Pakarena Ma’biring Kassi, Bermain di tepi pantai.
- Pakarena Anni-anni’, Proses membuat kain, menenun, atau memintal benang.
- Pakarena Bisei ri Lau, Mendayung ke arah timur, melambangkan perjalanan dan harapan.
- Pakarena Sanro Beja, Menggambarkan dukun beranak dan kehidupan perempuan.
- Pakarena Angingka Malino, Bermakna tenang seperti angin yang berhenti berhembus.
- Pakarena Dalle Tabbua, Tentang meniti nasib dengan penuh kesabaran.
- Pakarena Ni Gandang, Gerakan berulang-ulang, menggambarkan siklus hidup.
- Pakarena Sonayya, Peringatan agar tidak terlalu larut dalam mimpi.
- Pakarena Iyolle, Mencari dan menemukan kebenaran.
- Pakarena Lambasari, Melambangkan rasa kecewa atau duka.
- Pakarena Leko’ Boddong, Simbol dari kesempurnaan atau kebulatan tekad.
- Pakarena Jangang Lea-lea, Menggambarkan ayam jantan yang berkokok, tanda fajar.
Warisan Budaya yang Perlu Dilestarikan
Tari Pakarena bukan sekadar pertunjukan seni, melainkan ekspresi budaya yang penuh makna simbolik dan spiritual. Keberadaannya menjadi bukti kekayaan kearifan lokal masyarakat Makassar yang menjunjung tinggi nilai tata krama, kerja sama, dan harmoni.
Baca Juga: Kumpulan Lagu Sore yang Menjadi Soundtrack Film Indonesia
Sebagai warisan budaya tak benda, Tari Pakarena patut kita lestarikan tidak hanya dalam lingkup lokal, tetapi juga kita kenalkan ke tingkat nasional dan internasional.