Keseruan Acara Paradiso di Amphiteater Malang Creative Center
MOREART-MOREIT – Malang menjadi tempat subur yang melahirkan banyak filmmaker dan sinematografer hebat. Salah satunya adalah Bayu Skak yang berhasil membuat film berbahasa Jawa seperti Yowis Ben, Lara Ati, dan Hatiku di Skakmat by You. Tak hanya itu, gelaran apresiasi dan festival film juga sering diadakan di kota ini, salah satunya adalah gelaran Pemutaran Reguler Indie Short (Paradiso).
Paradiso merupakan acara kreatif Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kine Klub Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Tujuannya sebagai wadah apresiasi untuk film-film indie dari Malang agar filmnya tetap hidup.
Senin ini, (06/052024) Kine Klub UMM berhasil menggelar Paradiso perdana tahun ini. Kegiatan berlangsung di Amphiteater 1 Malang Creative Center (MCC).
Kali ini Paradiso membawa tajuk Digital Consequence. Ada empat film karya mahasiswa anggota Kine Klub dan mahasiswa kampus lain yang ditayangkan. Ada dua karya ciptaan mahasiswa Kine Klub, Second Account oleh M. Nufail Sidqi Halwa Nayotama dan film berjudul A Thread oleh Akbar Ardianugraha.
Dua karya lainnya merupakan buatan Artisun Creative dan mahasiswa Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Film pendek itu berjudul AI Kamu A.I. Aku oleh Yudha Aji Wiratama Sukidjo dan #Cancelled oleh Matthew Fransditto.
Empat film yang ditayangkan, kata ketua pelaksana, “Memiliki korelasi dengan tema. Kami ingin mencoba membawa tema itu dari berbagai sudut pandang melalui film pendek indie,” ujar ketua pelaksana Najwan.
Salah satu film, Second Account, mengisahkan tentang lingkungan pertemanan yang tidak suportif.
Film yang kami buat, kata Aldi selaku artistic produksi, “Menggambarkan tentang realita sekarang, dimana pertemanan itu terkadang toxic. Di era media sosial, banyak orang menjelekkan secara gamblang,” ungkapnya.
“Menurut saya itu relate dengan era sekarang, karena komunikasi yang mudah itu, juga memudahkan orang lain untuk mencela lewat second account atau fake account,” tambah Aldi.
Selain terbuka untuk umum, Paradiso juga mengundang beberapa komunitas film lain dan sekolah-sekolah jurusan film di Malang.
Ketua pelaksana mengharapkan kegiatan serupa dapat digelar sebanyak tiga hingga empat kali tahun ini. “Semoga bakal ada terus setiap bulannya supaya ada wadah untuk para filmmaker, terutama di Malang,” pungkasnya.