Sukatani Kembali Mendobrak dengan Single “Tumbal Proyek”Soroti Isu Sistem Pembangunan

Sukatani
Sumber Foto: Instagram @sukatani.band

MALANG, MOREARTMOREIT – Setelah sempat diterpa berbagai tantangan, termasuk tindakan represif dan pemblokiran lagu, duo punk new wave asal Purbalingga, Sukatani, kembali menunjukkan taringnya. 

Mereka baru saja merilis single teranyar bertajuk “Tumbal Proyek” melalui label Avant Garden Records. Lagu ini tidak hanya menandai kembalinya semangat bermusik Novi (Twister Angel) dan Al (Electroguy). Tetapi juga menghadirkan kolaborasi yang menarik dengan street artist ternama, Gindring Waste, yang dipercaya untuk menggarap artwork single yang kuat dan provokatif.

Kembalinya Sukatani dengan “Tumbal Proyek” yang rilis pada tanggal 20 April 2025, terasa begitu istimewa. Mengingat berbagai rintangan yang sempat mereka hadapi. Aksi represif aparat kepolisian yang memaksa mereka membuka identitas di balik balaclava, yang selama ini menjadi ciri khas anonimitas mereka, sempat menjadi sorotan. 

Tak berhenti di situ, single mereka sebelumnya, “Bayar, Bayar, Bayar”, diblokir dari sejumlah platform musik digital karena dianggap menyinggung sensitivitas institusi tertentu. Namun, semua tekanan itu tak membuat mereka mundur.

Sukatani “Tumbal Proyek” Semakin Berani dalam Menyuarakan Kritik Sosial

Alih-alih meredup, tekanan tersebut justru seolah memperkuat Sukatani dalam karakter musikal dan narasi sosial. “Tumbal Proyek” menjadi bukti nyata kegigihan mereka dalam menyuarakan kritik sosial melalui musik.

Lagu ini melanjutkan tradisi Sukatani yang lantang dan tanpa kompromi, seperti yang sebelumnya mereka tunjukkan dalam album “Gelap Gempita” (2023). Album yang mendapat sambutan hangat dari para penikmat musik Tanah Air itu memang terkenal karena lirik-liriknya yang tajam dan lugas dalam mengupas berbagai isu sosial.

Menggugat Normalisasi Korban dalam Proyek Pembangunan

Lewat “Tumbal Proyek”, Sukatani menyampaikan pesan keras, bahwa nyawa manusia tidak seharusnya menjadi tumbal dalam proses pembangunan. Mereka menggugat narasi pembangunan yang sering kali menormalisasi hilangnya nyawa sebagai “harga” yang harus terbayar demi kemajuan.

Hal ini semakin memperjelas bahwa “tumbal” dalam konteks lagu ini bukan hanya soal kehilangan materi atau lingkungan. Hilangnya nyawa yang mereka anggap sebagai konsekuensi yang bisa orang terima dalam proses pembangunan. Sukatani tampaknya ingin menggugat pandangan yang meremehkan nilai nyawa manusia demi tercapainya target-target proyek.

 

Sumber Foto: Instragam @sukatani.band

 

Visual Provokatif, Kolaborasi Sukatani dan Gindring Waste

“Tumbal Proyek” sendiri diperkirakan akan mempertahankan ciri khas musikal Sukatani yang enerjik. Perpaduan antara distorsi gitar yang agresif, dan balutan dengan vokal Novi yang penuh semangat.

Kehadiran artwork dari Gindring Waste juga menambah dimensi visual yang kuat pada single ini. Yang semakin mempertegas pesan yang ingin Sukatani sampaikan. Kolaborasi ini menunjukkan sinergi antara dunia musik dan seni rupa jalanan dalam menyampaikan kritik sosial yang relevan dengan kondisi masyarakat saat ini.

Sukatani “Tumbal Proyek” Menginspirasi Untuk Skena Music Indipenden

Kembalinya Sukatani dari karya “Tumbal Proyek” bukan hanya kabar baik bagi para penggemar mereka, tetapi juga bagi skena musik independen Tanah Air. Mereka tampil sebagai representasi kaum muda yang berani bersuara, menyampaikan kritik sosial secara artistik dan lantang.

Baca Juga: Dilema Antara Band Merch Fake, dan Bootleg. Apa Perbedaannya?

Sukatani mengajak pendengarnya untuk lebih kritis dengan isu-isu sosial yang kerap kali terabaikan. Mereka juga mengharapkan dapat membangun kembali gairah skena musik independen lokal.

Similar Posts

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *