Tari Maengket: Warisan Budaya Minahasa yang Sarat Makna dan Syair Penuh Pesan

Sumber Foto : detik.com

MALANG, MOREARTMOREIT – Tari maengket merupakan tari tradisional yang berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara. Pemain Tari Maengket biasanya dua belas pasang penari pria dan wanita yang dipimpin oleh seorang wanita sebagai kapel.

Jejak Budaya dari Empat Suku di Sulawesi Utara

Pada Awalnya Sulawesi Utara memiliki empat suku besar yakni, Suku Minahasa yang bermukim di daerah Kota Manado dan sekitarnya, Suku Siau yang bermukim di Kepulauan Sangihe, Suku Mongondow yang mendiami sekitaran Kabupaten Bolaang Mongondow, dan Suku Hulondalo yang saat ini mendiami Provinsi Gorontalo.

pernikahan antar suku inilah yang menyebabkan terjadinya percampuran budaya, yang dapat kita lihat dari bentuk rumah adat yang mirip satu sama lain. Namun, masih ada beberapa tradisi dan budaya yang tetap di pertahankan hingga saat ini. Termasuk dalam bidang kesenian tari, salah satunya adalah tari Maengket.

Asal-Usul Tari Maengket dan Tiga Bagianya

Tari ini sudah ada sejak Suku Minahasa mengenal pertanian, yakni sekitar abad ke-7. Maengket merupakan perpaduan dari beberapa jenis kesenian, yaitu seni tari, musik dan nyanyian serta seni sastra yang terukir dalam lirik lagu yang yang terlantunkan.

Tari Maengket sendiri terdiri dari tiga bagian, yakni:

  • Maengket Makamberu / Maowey Kamberu (menggambarkan rasa syukur)
  • Maengket Rumambak / Marambak (melambangkan semangat gotong royong)
  • Maengket Lalaya’an (menggambarkan keharmonisan sosial)

Sumber : detik.com

Syair Maowey Kamberu: Doa dan Ajaran dalam Nada

Pada bagian pertama, Maowey Kamberu, para penari menyanyikan syair-syair yang mengandung makna mendalam. Syair ini bukan hanya nyanyian, tapi nasihat hidup yang terucap dalam irama dan nada. Salah satu bagian syair tradisional berbunyi:

Sigi’ wangko’ nai pelenge wia se tu a wakatuari e,
 Iyayo nai moma pelenge sigi’ wangko’ kenu wiamo…

Syair lengkapnya memang panjang dan menggunakan bahasa daerah. Tetapi jika ditelaah maknanya syair-syair di atas diinterpretasikan sebagai isi dan makna yang terkandung dalam Maengket.

Baca Juga: Retrofuturisme: Estetika Klasik Bertemu Inovasi Masa Depan

Syair pada bagian satu mencerminkan suatu acara puncak dari seluruh masyarakat petani dalam mensyukuri keberhasilannya. Pesan yang ingin mereka sampaikan melalui syair itu adalah nasihat-nasihat, ajaran, untuk selalu mengingat Tuhan Yang Maha Esa agar kita selalu bersyukur kepada-Nya.

Tari MaengketSumber Foto : detik.com

Tari Maengket Warisan Budaya yang Harus Dijaga

Tari Maengket bukan hanya sekedar pertunjukan budaya. Ia adalah identitas dan pembawa pesan moral yang tersampaikan melalui estetika seni. Melalui Tari ini, masyarakat diajak untuk kembali merenungi nilai-nilai kehidupan: bersyukur, bekerja bersama, dan menjaga harmoni dengan sesama dan Sang Pencipta.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *