Tugu Biawak Wonosobo Jadi Sorotan: Murah Tapi Mewah, Tamparan untuk Proyek Miliaran

Foto di ambil dari akun Instagram @alfanmuthobiq
MALANG, MOREARTMOREIT —Tugu Biawak Wonosobo mencuri perhatian publik di tengah maraknya pembangunan tugu dan patung bernilai miliaran rupiah yang kerap menuai kritik karena desainnya mengecewakan. Dibangun hanya dengan anggaran Rp50 juta, tugu ini tampil memikat dengan detail yang realistis, proporsional, dan estetis..
Tugu Biawak Wonosobo Detail Realistis, Anggaran Minimalis
Tugu ini berdiri di sudut kota dan menampilkan sosok biawak yang tampak nyata. Sisik, lekuk tubuh, hingga ekspresi wajah pembuatannya sangat teliti. Hasilnya memukau warga dan viral di media sosial. Banyak yang menyebutnya sebagai ikon kebanggaan baru bagi Wonosobo.
Anggarannya jauh lebih kecil daripada proyek serupa di daerah lain. Namun hasilnya menunjukkan kualitas seni yang tinggi. Kuncinya terletak pada kreativitas, ketepatan teknis, dan keterlibatan seniman lokal.
“Ini baru contoh nyata kalau transparansi dan niat baik bisa menghasilkan karya luar biasa,” tulis seorang pengguna platform X.
Tugu Biawak Wonosobo Kontras dengan Proyek Miliaran
Berbeda dengan Tugu Biawak, beberapa proyek lain menimbulkan kekecewaan. Di Gresik, patung gajah bernilai Rp1 miliar terkena kritik karena bentuknya mereka anggap asal jadi dan tidak proporsional.
Hal serupa terjadi di Samarinda. Tugu Pasut yang dibangun dengan dana Rp1,1 miliar dinilai terlalu abstrak dan membingungkan publik. Di Sukabumi, Tugu Penyu dengan anggaran Rp15 miliar juga menuai kritik karena bentuknya dianggap janggal dan tidak mewakili pesan edukatif.
Efisiensi dan Estetika: Pelajaran dari Wonosobo
Tugu biawak di Wonosobo memberi pelajaran penting. Dengan dana terbatas, hasilnya justru lebih bernilai. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa perencanaan matang, eksekusi yang tepat, serta komitmen terhadap estetika dapat menghasilkan karya luar biasa—tanpa pemborosan.
Baca Juga: Brawijayan Tosan Aji Fest 2025 Tampilkan Lebih dari 300 Keris di Universitas Brawijaya
Wonosobo membuktikan bahwa kualitas tidak selalu bergantung pada besarnya anggaran. Justru, pengelolaan dana yang bijak dan kolaborasi dengan seniman lokal menjadi kunci utama keberhasilan.